KONTEKS.CO.ID - Kerasnya kancah politik Israel kembali memanas dengan perseteruan terbuka antara dua menteri senior: Benny Gantz, Menteri Kabinet Perang, dan Itamar Ben-Gvir, Menteri Keamanan Nasional.
Keduanya saling melontarkan tudingan serius, menuduh satu sama lain membahayakan keamanan nasional Israel.
Ketegangan ini mencuat pada Minggu, 21 April, ketika Benny Gantz secara tersirat mengarahkan kritiknya kepada Ben-Gvir.
Baca Juga: Gugat GreenSM, Somasi Dilayangkan atas Suspensi Sepihak Pengemudi
Gantz menegaskan bahwa seorang menteri yang kebijakannya berpotensi merusak keamanan negara seharusnya tidak berada dalam kabinet.
Secara spesifik, ia menyoroti dukungan Ben-Gvir terhadap undang-undang yang memberikan pengecualian wajib militer bagi warga Yahudi ultra-Ortodoks.
Bagi Gantz, hal ini bertentangan dengan prinsip kemitraan dan persatuan yang seharusnya menjadi fokus utama Israel, bukan memberikan perlakuan istimewa kepada kelompok tertentu.
Baca Juga: Syarat Hukum Pemakzulan Gibran Sudah Terpenuhi, Tapi Politik Jadi Penghalang
Namun, Ben-Gvir tidak tinggal diam. Ia segera membantah keras tudingan tersebut dan balik menuduh Gantz-lah yang selama ini menjadi ancaman bagi keamanan Israel.
Ben-Gvir merujuk pada kebijakan-kebijakan yang diambil Gantz saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan dari tahun 2020 hingga 2022.
Ia mencontohkan kebijakan Gantz yang dianggapnya mempromosikan "konsep menyerah kepada Hamas" dan keputusan untuk membuka pos pemeriksaan di Tepi Barat, yang menurut Ben-Gvir, melemahkan posisi keamanan Israel.
Baca Juga: Siapa Marcella Santoso? Doktor Hukum yang Akui Sebar Konten Negatif soal RUU TNI hingga Kejaksaan
Perseteruan antara Gantz dan Ben-Gvir ini bukan sekadar adu mulut biasa antara politisi.
Konflik ini mencerminkan keretakan mendalam dalam pemerintahan Israel dan menimbulkan kekhawatiran serius akan dampaknya terhadap stabilitas dan keamanan negara.