KONTEKS.CO.ID - Di Indonesia, Mayor Teddy Indra Wijaya selalu menempel dekat dengan Presiden Prabowo Subianto. Sedangkan di Turki, ada perempuan cantik berhijab bernama Fatima Kavakci Abu Shanab yang selalu ada di samping Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Fatima Kavakci Abu Shanab terlihat selalu ada di samping Recep Tayyip Erdogan di manapun ia berada selama di Indonesia.
Banyak orang yang penasaran dengan sosok cantik ini. Bagaimana Fatima bisa mendapatkan kepercayaan begitu besar dari Erdogan.
Baca Juga: Soto Lamongan, 10 Sup Ayam Terbaik di Dunia Versi Taste Atlas
Profil Fatima Kavakci Abu Shanab
Sejumlah sumber menyebut Fatima merupakan penerjemah kepercayaan Presiden Turki. Hal ini wajar mengingatkan kecerdasannya yang di luar rata-rata, di samping parasnya yang ayu.
Fatima menempuh pendidikan Hubungan Internasional di George Mason University, AS. Kemudian melanjutkan pendidikan magister di bidang "Hubungan antara Muslim dan Kristen" pada program studi liberal di Georgetown University, juga di Amerika Serikat.
Ia sebelumnya bekerja sebagai asisten peneliti di berbagai pusat penelitian. Antara lain, organisasi "Becky Refutation for Religious Freedom", "Woodrow Wilson" International Center for Scholars, dan bahkan Kongres Amerika.
Baca Juga: Terungkap Fakta-fakta Pencurian Barang Penumpang Lion Air Pesawat di Bandara Makassar, Perhiasan 4 Gram Raib!
Kini, ia juga bekerja sebagai spesialis hubungan internasional di Kepresidenan Turki.
Fatima adalah putri mantan wakil rakyat di parlemen Turki, bahkan wakil rakyat perempuan pertama yang bercadar, namanya Merve Kavakci. Merve memenangkan daftar wakil rakyat Partai Kebajikan yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Turki Necmettin Erbakan.
Tetapi ia menghadapi kesulitan besar di negaranya. Saat itu, Merve dikeluarkan dari sidang karena mengenakan jilbab.
Baca Juga: Transaksi Kripto di Indonesia Sepanjang 2024 Melambung 336 Persen, Tembus Rp651 Triliun
Kemudian, 11 hari setelah ia masuk parlemen, kewarganegaraan Turki miliknya dicabut, dan pengadilan mengeluarkan keputusan yang melarang Partai Kebajikan dan melarang lima pemimpinnya, termasuk Marwa Qawuqji, untuk berpolitik selama 5 tahun.
Namun, Persatuan Antar-Parlemen mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bahwa pencabutan tuntutan dan kewarganegaraan Turki dari Marwa Qawuqji tidak sah.
Pada hari itu, Qawuqji berangkat ke Amerika Serikat untuk menyelesaikan studinya di Universitas Harvard, dan mengajar di Fakultas Hubungan Internasional di Universitas George Washington.
Baca Juga: Kompak Berkacamata Hitam, Momen Hangat Prabowo Sambut Erdogan di Istana Bogor
Kemudian namanya muncul kembali di media pada akhir Juli 2017, ketika Kementerian Luar Negeri Turki mengangkatnya sebagai duta besar untuk negaranya di Ibu Kota Malaysia, Kuala Lumpur.
Ayah Marwa, kakek Fatima, adalah Imam Youssef di Masjid Richardson (Dallas, AS) dan salah satu pendiri komunitas Islam di sana.
Ia berimigrasi ke Amerika karena putrinya dilarang masuk sekolah dengan mengenakan jilbab. Merve memiliki hubungan yang kuat dengan komunitas Palestina di kota itu.
Baca Juga: Dirut TVRI dan RRI Sepakat Batalkan PHK, Pegawai Bisa Kembali Bekerja Seperti Semula
Marwa menikah dengan seorang Amerika keturunan Palestina, Ali Ahmed Abu Shanab. Kakaknya, Maryam, juga bekerja di Istana Kepresidenan Turki, dan bibinya, Rawda, adalah wakil Istanbul di Parlemen Turki. ***
Artikel Terkait
Dilantik Jadi Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan Umumkan Nama-Nama Menteri
Presiden Erdogan Sebut Benjamin Netanyahu Tukang Jagal Gaza
SETARA Institute: Pengangkatan Mayor Teddy menjadi Seskab Langgar UU TNI
Masih Viral Presiden Turki Erdogan Walk Out Saat Prabowo Pidato di KTT-11
Dicopot Bahlil, Berikut Profil Lengkap Dirjen Migas ESDM Achmad Muchtasyar: Mulai dari Pendidikan hingga Karier