KONTEKS.CO.ID - Greenland menjadi isu panas antara Denmark dan Amerika Serikat (AS). Denmark mengungkapkan, ada kemungkinan Greenland akan merdeka ketimbang bergabung dengan AS.
"Wilayah Greenland mungkin merdeka jika penduduknya menginginkannya. Tetapi tidak mungkin menjadi negara bagian AS," kata Menteri Luar Negeri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, Rabu 8 Januari 2025, waktu setempat.
Hal itu ia sampaikan setelah Presiden terpilih AS, Donald Trump, menolak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Pulau Arktik tersebut.
CNA melaporkan, Pemimpin Greenland bertemu dengan Raja Denmark di Kopenhagen. Pertemuannya sehari setelah pernyataan Trump yang akan mengangkat nasib pulau yang kaya mineral dan penting secara strategis tersebut, ketimbang berada di bawah kekuasaan Denmark.
Baca Juga: Cara Mematikan Iklan yang Mengganggu di HP Android Anda
Trump, yang akan menjabat pada 20 Januari mendatang, mengatakan, ia tidak akan mengesampingkan penggunaan tindakan militer atau ekonomi untuk menjadikan Greenland bagian dari Amerika Serikat. Pada hari yang sama, putra sulung Trump, Donald Trump Jr, melakukan kunjungan pribadi ke Greenland.
Greenland, bagian dari NATO melalui keanggotaan Denmark, memiliki signifikansi strategis bagi militer AS dan sistem peringatan dini rudal balistiknya. Sebab rute terpendek dari Eropa ke Amerika Utara melewati Pulau Arktik tersebut.
Trump telah mengindikasikan bahwa ia akan menjalankan kebijakan luar negeri yang lebih agresif yang mengabaikan formalitas diplomatik tradisional.
Trump Mau Caplok Greenland Denmark, Eropa Melawan
Greenland, pulau terbesar di dunia, telah menjadi bagian dari Denmark selama 600 tahun, meskipun 57.000 penduduknya kini mengatur urusan dalam negeri mereka sendiri. Pemerintah pulau yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mute Egede bercita-cita untuk merdeka pada akhirnya.
Baca Juga: HUT ke-52 PDIP Tak Undang Presiden Prabowo dan Perwakilan Pemerintah
"Kami sepenuhnya menyadari bahwa Greenland memiliki ambisinya sendiri. Jika ambisi itu terwujud, Greenland akan merdeka, meskipun tidak berambisi untuk menjadi negara federal di Amerika Serikat," kata Lars Lokke Rasmussen.
Ia mengatakan meningkatnya kekhawatiran keamanan Amerika Serikat di Arktik adalah wajar menyusul meningkatnya aktivitas Rusia dan China di wilayah tersebut.
"Saya tidak berpikir bahwa kita sedang dalam krisis kebijakan luar negeri," katanya. "Kami terbuka untuk berdialog dengan Amerika tentang bagaimana kami dapat bekerja sama lebih erat daripada yang kami lakukan untuk memastikan bahwa ambisi Amerika terpenuhi."
Namun Denmark mengecilkan keseriusan ancaman Trump terhadap wilayahnya. Yakni, ambisi sang presiden yang kembali menjabat secara terbuka untuk memperluas perbatasan AS telah mengguncang sekutu Eropa kurang dari dua pekan sebelum menjabat.
Baca Juga: Hasto Siap Penuhi Panggilan KPK, Sudah Semir Rambut Hitam
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, mengatakan, Eropa tidak akan membiarkan negara lain menyerang perbatasan kedaulatannya. Ia juga tak yakin AS akan menyerbu.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, menyatakan keterkejutannya atas komentar Trump tentang Greenland dan Kanada. Ia menggarisbawahi bahwa mitra Eropa dengan suara bulat menjunjung tinggi batas wilayah yang tidak dapat diganggu gugat.
Ketegangan Hubungan Greenland dan Denmark
Hubungan Greenland dengan Denmark akhir-akhir ini tegang karena tuduhan penganiayaan terhadap penduduk Greenland. Egede mengatakan pulau itu tidak untuk dijual, sementara dalam pidato tahun barunya, ia meningkatkan dorongannya untuk kemerdekaan. Denmark mengatakan nasib wilayah itu hanya dapat diputuskan oleh penduduk Greenland.
Menteri Keuangan Greenland, Erik Jensen, mengulangi bahwa Greenland tidak untuk dijual. "Keinginan kami adalah menjadi negara merdeka suatu hari nanti. Namun ambisi kami bukanlah untuk berpindah dari satu negara ke negara lain."
Baca Juga: Pesan Khusus Marc Klok buat Patrick Kluivert, Jangan Salah Langkah!
Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen, mengatakan, ia tidak dapat membayangkan ambisi Trump akan mengarah pada intervensi militer AS di Greenland.
Kemampuan militer Denmark di sana terbatas pada empat kapal inspeksi, satu pesawat pengintai Challenger, dan patroli kereta luncur anjing.
Menanggapi ancaman tarif Trump terhadap Denmark, yang menurut analis di Danske Bank berpotensi "sangat merugikan perusahaan Denmark, Frederiksen mengatakan, pihaknya tidak berpikir perang dagang dengan Amerika Serikat adalah cara yang baik untuk maju.
Denmark adalah rumah bagi Novo Nordisk, perusahaan paling berharga di Eropa, yang membuat obat penurun berat badan Wegovy yang telah menjadi sangat populer di Amerika Serikat, mitra dagang terbesar negara Nordik tersebut.
Baca Juga: Keunggulan dan Manfaat Smart Home: Bawa Kehidupan Makin Nyaman dan Efisien
Istana kerajaan Denmark tidak memberikan rincian tentang pertemuan Raja Frederik dengan Egede dari Greenland.
Sementara banyak warga Greenland memimpikan kemerdekaan dari Denmark, raja tetap populer di pulau itu, setelah menghabiskan waktu yang lama di sana, termasuk ekspedisi empat bulan di lapisan es. Bulan lalu, istana kerajaan mengubah lambangnya, memperbesar beruang kutub yang melambangkan Greenland.
Dia populer di Greenland. "Jadi dia jelas dapat membantu hubungan Denmark-Greenland," kata Damien Degeorges, konsultan berbasis di Reykjavik yang mengkhususkan diri di Greenland kepada Reuters.
Trump telah mengangkat isu tentang pengambilalihan Greenland oleh AS selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden. Tetapi pernyataan terakhirnya masih membingungkan banyak warga Denmark.
Baca Juga: Putri KW Melaju ke Perempat Final Malaysia Open 2025, Siap Hadapi Ratchanok Intanon
"Saya menganggapnya sangat konyol," kata Jeppe Finne Sorenson, seorang insinyur data di Ibu Kota Denmark. "Kami memiliki aliansi, kami sekutu. Jadi ini tidak benar-benar menghormati itu."
Artikel Terkait
Agak Laen Jadi Film Indonesia Pertama yang Tayang di Amerika Serikat Tahun 2024
Joe Biden Umumkan Mundur dari Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2024, Minder dengan Donald Trump?
Hakim Bacakan Vonis Pidana Berat Donald Trump, 10 Hari Jelang Pelantikan sebagai Presiden AS
Justin Trudeau Sering Di-Bully Donald Trump: Dipanggil Gubernur Kanada hingga Negara Bagian ke-51 AS
Pasangan Denmark Cedera, Sabar dan Reza Melaju ke 16 Besar Malaysia Open 2025