KONTEKS.CO.ID – Siapakah Pervez Musharraf? Benarkah dia membunuh Benazir Bhutto? Selengkapnya simak di dalam artikel sosoknya berikut ini.
Siapakah Pervez Musharraf? Sosok mantan presiden Pakistan yang meninggal dunia pada Minggu 5 Februari 2023 itu terbilang brutal saat berpolitik.
Pervez Musharraf (diromanisasi: Parvez Musharraf) dilahirkan di Daryaganj di kota Delhi, India, pada 11 Agustus 1943.
Musharraf pindah bersama orangtuanya ke Karachi, Pakistan, ketika India dibagi dua wilayah pada 1947.
Orangtuanya berasal dari latar belakang kelas menengah dan keduanya berpendidikan sekolah tinggi. Zehra (ibunya) belajar Sastra Inggris dan bekerja untuk Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang pensiun 1986.
Sedangkan Syed Musharraf-ud-Din (ayahnya) adalah lulusan Universitas Aligarh (India). Ayahnya bekerja di Departemen Luar Negeri Pakistan dan mempunyai karier gemilang serta pensiun sebagai Sekretaris Bersama di Departemen Luar Negeri.
Selama beberapa tahun, Syed tinggal di Turki sebagai seorang diplomat, sehingga Musharraf tinggal di sana pada masa kanak-kanaknya dan belajar ber-Bahasa Turki hingga fasih.
Musharraf belajar di SMU Saint Patrick, Karachi dan lulus pada 1958 lalu masuk ke Forman Christian College di Lahore.
Pada 1961, ia masuk Akademi Militer Pakistan di Kalkul dan berprestasi di Royal College of Defence Studies (Britania Raya).
Ketika itu pengawasnya berkomentar dan mencatat hasil studinya dengan, "Seorang perwira yang cakap, fasih, dan sangat baik pribadinya, yang memberikan dampak yang sangat berharga di sini. Negaranya sungguh beruntung mendapatkan pengabdian dari seseorang dengan kualitas yang tidak dapat diragukan seperti ini."
Karier militer Pervez Musharraf
Pada 1964, ia ditempatkan di resimen artileri dan ikut berperang dengan India sebagai seorang perwira muda pada 1965. Untuk keberaniannya, ia dianugerahi Imtiazi Sanad.
Di 1967/1968, pangkatnya dinaikkan menjadi Kapten. Ia memperoleh penghargaan (militer) Nishan-i-Imtiaz dan Tamgha-i-Basalat. Ia menjadi dosen di Sekolah Staf Komando, Quetta dan mendapatkan wing perang dari Sekolah Pertahanan Nasional Pakistan.
Selain itu ia menjadi relawan dan ikut serta sebagai seorang pasukan komando dan tetap membaktikan diri di Kelompok Pelayanan Khusus selama tujuh tahun.