KONTEKS.CO.ID – Lain di Indonesia, lain di Sri Lanka. Saat Jakarta keukeuh tak mendeklarasikan status bencana nasional atas banjir dan tanah longsor di Sumatera, Srilanka dengan tegas menyatakan bencana Topan Ditwah sebagai kondisi darurat.
Pemerintah Sri Lanka telah meminta bantuan internasional untuk membantu rakyatnya dari kesusahan akibar bencana. Kolombo juga menggunakan helikopter militer untuk menjangkau orang-orang yang terdampar akibat banjir dan tanah longsor.
Bencana akam besar ini terjadi setelah Topan Ditwah mengamuk di negara negara tersebut.
“Sedikitnya 334 orang tewas,” kata badan bencana Sri Lanka pada Minggu 30 November 2025, dan masih banyak lagi yang masih hilang.
Bahkan seorang pilot helikopter gugur saat melakukan pendaratan darurat dalam misi mendukung komunitas yang terkena dampak banjir di Lunuwila. “Tepatnya di utara Kolombo,“ kata Angkatan Udara Sri Lanka dalam sebuah posting di Facebook pada Senin 1 Desember 2025.
Para pejabat Kolombo mengatakan, tingkat kerusakan di wilayah tengah yang terkena dampak paling parah baru terungkap ketika pekerja bantuan membersihkan jalan-jalan yang terhalang oleh pohon tumbang dan tanah longsor.
Baca Juga: Data Basarnas: 447 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang dan Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar
Presiden Anura Kumara Dissanayake, dikabarkan sudah mengumumkan keadaan darurat untuk menghadapi bencana tersebut.
Anura berjanji untuk membangun Kembali negara tersebut. “Kita sedang menghadapi bencana alam terbesar dan paling menantang dalam sejarah kita,” ungkap Dissanayake dalam pidato nasionalnya.
“Tentu saja, kami akan membangun negara yang lebih baik dari sebelumnya,” tegasnya.
Jumlah Korban Tewas di Thailand Selatan Meningkat
Pihak berwenang Thailand pada hari Senin mengatakan jumlah korban tewas akibat banjir yang sedang berlangsung di bagian selatan negara itu telah meningkat menjadi sedikitnya 176 orang.
Pemerintah Srilanka telah meluncurkan langkah-langkah bantuan, namun kritik masyarakat terhadap respons banjir semakin meningkat. “Dua pejabat lokal telah diskors karena dugaan kegagalan mereka (menangani bencana),” menurut AFP.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi pada minggu ini adalah peristiwa cuaca ekstrem terbaru yang menghancurkan negara-negara Asia Tenggara dalam beberapa pekan terakhir.
Artikel Terkait
Buronan Paling Dicari Sri Lanka Ditangkap di Indonesia
Dari Indonesia, Jaringan Narkoba Internasional Seret Aparat Sri Lanka
Ferry Latuhihin Kritik Kebijakan 'Koplaknomics' Menkeu Purbaya: Bawa RI Menuju Krisis Fiskal seperti Sri Lanka dan Argentina!
Banjir dan Longsor Sri Lanka Tewaskan 193 Orang, Krisis Meluas
PickMe Kerahkan Jaringan Digital Nasional Bantu Sri Lanka saat Banjir Besar, Indonesia?