• Senin, 22 Desember 2025

Badai PHK Hantam Singapura: 19.800 Pekerjaan Hilang, Sektor Teknologi dan Properti Paling Terpukul

Photo Author
- Kamis, 27 November 2025 | 06:28 WIB
Singapura hadapi badai PHK. (Freepik/mrsiraphol)
Singapura hadapi badai PHK. (Freepik/mrsiraphol)

 

KONTEKS.CO.ID - Selama setahun terakhir, Negeri Singa menghadapi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terus membesar.

Data terbaru dari Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) menunjukkan tujuh sektor bernilai tambah tinggi kehilangan 19.800 pekerjaan sepanjang 2025.

Sektor yang terdampak termasuk teknologi informasi, jasa profesional, perdagangan, hingga properti, bidang yang selama ini dikenal banyak menyerap tenaga kerja lokal dengan keterampilan unggulan.

Baca Juga: Menhan Soroti Bandara di Morowali, Respons IMIP: Resmi Terdaftar dan Diawasi Kemenhub

Kebijakan pengetatan pasar perumahan untuk menahan inflasi harga rumah ikut disebut sebagai pemicu tekanan di berbagai industri.

Meski badai PHK terus terjadi, MTI mencatat angka pengangguran Singapura masih terjaga yaitu tingkat pengangguran keseluruhan berada di sekitar 2 persen, sementara pengangguran warga lokal tetap di bawah 3 persen.

PHK Tinggi, tapi Penyerapan Kerja Tetap Jalan

Dalam laporan kuartal III, Singapura justru mencatat hampir 30.000 lapangan kerja baru, dan total hampir 50.000 sepanjang 2025 termasuk bagi pekerja non-residen.

Namun sebagian besar pertumbuhan ini berasal dari sektor berupah rendah seperti konstruksi dan pekerja rumah tangga migran.

Baca Juga: Taxi Driver 3 Meledak di Korea dan Jakarta: Premiere Catat Rating Tertinggi 2025

Salah satu temuan yang paling disorot adalah nasib sektor informasi dan komunikasi.

Padahal industri ini sebelumnya sempat menikmati kenaikan gaji dan lonjakan permintaan talenta digital.

Tahun ini, sektor tersebut justru mencatat penurunan bersih lebih dari 4.000 pekerja, atau total hampir 10.000 jika digabung dengan data 2024.

“Banyak perusahaan masih bilang kekurangan kandidat, tapi kebutuhan keterampilannya sudah berubah cepat,” ujar salah satu analis pasar tenaga kerja, menggambarkan adanya mismatch antara pencari kerja dan kebutuhan industri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X