Bukan Hanya Paduan Suara Iyakoko Patea Choir yang Menggema di Italia, Kuliner Khas Papua Ikut Mengguncang Kota Roma

KONTEKS.CO.ID – Suara emas Iyakoko Patea Choir (IPC) asal Mimika, Papua Tengah berhasil memborong 7 penghargaan kompetisi paduan suara Internasional In... Canto sul Garda ke-15.

Kompetisi paduan suara bergengsi ini berlangsung di Riva Del Garda, Italia, pada 19-21 Oktober 2025 kemarin.

Duta Besar Indonesia untuk Republik Italia, Junimart Girsang, menyambut baik prestasi apik Iyakoko Patea Choir atu IPC.

Baca Juga: Luruskan Hoaks, Komisi VIII DPR: Klinik Haji Indonesia Boleh Buka di Saudi Asal Lewat Skema Kerja Sama

"Prestasi membanggakan yang IPC peroleh membuktikan bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta vokal berkelas dunia. Ini pencapaian yang membanggakan Indonesia di kancah internasional," kata Duta Besar Junimart dalam keterangan resminya, melansir Kamis 30 Oktober 2025.

Dikatakannya, keikutsertaan kelompok paduan suara yang namanya memiliki arti "Suara Emas" ini bukan sekadar mengikuti ajang kompetisi. Tetapi juga sebuah misi kebudayaan.

"Misi kebudayaan ini tak sekadar upaya meraih kejuaraan, tapi juga menyajikan pesan kerukunan, persatuan, dan perdamaian dari Indonesia," tuturnya.

Baca Juga: BRIN: Limbah Cesium-137 Cikande Disimpan Sampai Meluruh, Opsi Olah Tanah Dikaji

IPC sendiri berhasil mendapat atensi dewan juri dengan membawakan repertoar dalam tiga kategori utama. Ditambah kostum otentik serta tarian tradisional dari Suku Kamono dan Amungme.

Dari tujuh penghargaan yang duta bangsa bawa pulang, tiga di antaranya adalah kemenangan di kategori utama. Yaitu, Mixed Choir (nilai tertinggi), Musica Sacra (medali emas), dan Folklore (medali emas).

Pascakompetisi, IPC mendapat undangan kehormatan untuk tampil dalam Malam Budaya Indonesia bertajuk "Harmony of the Archipelago in the Eternal City" di gereja tertua di Roma, Chiesa di Santa Maria in Portico in Campitelli.

Baca Juga: Perang Total Lawan Banjir Pantura, Jateng Tambah Pesawat Pencegat Hujan dan 5 Pompa Raksasa

Acara ini ditutup dengan promosi kuliner khas Papua, seperti kue lontar dan papeda. Hal itu kian memperkaya promosi kekayaan seni dan budaya Indonesia di Italia. ***