• Senin, 22 Desember 2025

Paul Biya, Presiden Tertua di Dunia Menang Lagi Pemilu Kamerun

Photo Author
- Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:27 WIB
Paul Biya kembali memenangi Pemilu Presiden Kamerun untuk kedelapan kalinya. (Instagram Paul Biya)
Paul Biya kembali memenangi Pemilu Presiden Kamerun untuk kedelapan kalinya. (Instagram Paul Biya)

KONTEKS.CO.ID - Presiden Kamerun berusia 92 tahun, Paul Biya, dinyatakan sebagai pemenang pemilu setelah merahi 53,7 persen suara.

Biya unggul dari penantang utamanya Issa Tchiroma Bakary yang memperoleh 25 persen suara.

Kemenangan ini berarti akan menjalankan masa jabatan kedelapan yang dapat membuatnya tetap menjabat hingga usia hampir 100 tahun.

Baca Juga: Cuaca 28 Oktober 2025: Hujan Lebat dan Petir Diprediksi Guyur Jabodetabek, Suhu 24-28 Derajat Celcius

“Dengan ini dinyatakan sebagai presiden terpilih: kandidat Paul Biya,” kata Clement Atangana, Ketua Dewan Konstitusi, Senin 27 Oktober 2025.

Biya pertama kali menjabat pada 1982 dan sejak itu mempertahankan kekuasaan dengan erat.

Ia menghapus batas masa jabatan presiden pada 2008 dan terus menang dalam setiap pemilihan berikutnya dengan margin besar.

Baca Juga: Gunung Lawu Coret, Jenawi Jadi Lokasi Alternatif untuk Survei Panas Bumi

Biya naik ke tampuk kekuasaan dengan menyingkirkan patron sekaligus pendahulunya, Ahmadou Ahidjo, sambil menjanjikan reformasi liberal sebelum akhirnya mengokohkan kekuasaannya.

Selama masa pemerintahannya, Biya mendapat pujian karena memperluas akses pendidikan melalui pembangunan sekolah dan universitas negeri.

Selain itu juga penyelesaian sengketa Bakassi yang membuat semenanjung kaya minyak itu diserahkan kepada Kamerun alih-alih Nigeria.

Baca Juga: Malam Ini, Prabowo Hadiri Puncak Peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025 di GBK: Ada Vierratale dan Idgitaf

Namun di bawah kepemimpinannya, Kamerun telah hampir satu dekade dilanda pemberontakan separatis di wilayah barat.

Tingkat pengangguran di kalangan usia di bawah 35 tahun mencapai 40 persen, jalan dan rumah sakit memburuk, dan kebebasan berbicara lebih banyak menjadi slogan ketimbang kenyataan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ari DP

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X