Konflik berkepanjangan ini bermula setelah serangan besar-besaran Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya diculik.
Sejak itu, lebih dari 67.000 orang tewas di Gaza akibat eskalasi pertempuran. Saat ini, diperkirakan masih ada 20 sandera hidup dan 28 jenazah warga Israel yang belum dikembalikan.
Respons Hamas dan Israel
Hamas menyampaikan apresiasi kepada Presiden Trump atas peran kunci dalam mediasi gencatan senjata. Kelompok tersebut menyebut bahwa kesepakatan ini menjadi titik awal bagi Gaza untuk menuju kemerdekaan dan penentuan nasib sendiri.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut kesepakatan tersebut dengan optimisme. Ia menyebutnya sebagai hari yang luar biasa bagi Israel, menandai awal dari fase baru pascaperang.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi landasan penting untuk stabilisasi kawasan setelah dua tahun konflik brutal yang menimbulkan kerusakan luas dan korban jiwa dalam jumlah besar.
Dengan jaminan internasional serta mekanisme transisi yang jelas, banyak pihak berharap Gaza dapat memulai fase rekonstruksi dan perdamaian yang lebih permanen.
Jika semua pihak konsisten menjalankan kesepakatan ini, maka akhir perang Gaza bukan sekadar jeda pertempuran, melainkan momentum menuju babak baru bagi masa depan Palestina dan stabilitas regional.***
Artikel Terkait
Ini 5 Poin Paling Penting Proposal Donald Trump Soal Perdamaian di Gaza
Tentara Israel Bajak Kapal Bantuan Rombongan The Global Sumud Flotilla Menuju Gaza
Dideportasi, Inilah Cerita Kelam Para Aktivis Armada Global Sumud Flotilla untuk Gaza Selama Ditahan Israel
Dukung Gencatan Senjata di Gaza, Amerika Serikat Kerahkan 200 Tentara ke Israel