KONTEKS.CO.ID - Ratusan orang di depan stasiun Tokyo bersorak-sorai menyambut pidato pedas Sohei Kamiya. Hal itu terlihat dari video yang beredar di X yang dilansir pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Pemimpin partai Sanseito ini disebut sedang 'kenceng' dalam melontarkan kritik lonjakan imigran yang terjadi menjelang pemilihan perdana menteri pengganti Shigeru Ishiba.
Sentimen anti-globalisme, anti-imigrasi, dan anti-liberalisme ala "Japanese First" ini terjadi terutama di kalangan yang putus asa dengan gaji stagnan dan harga barang-barang yang melambung.
Sebagai informasi, Sanseito, yang lahir dari YouTube era Covid, dikenal sukses raup suara signifikan di pemilu musim panas 2025. Dan hal itu membuat LDP goyah.
Baca Juga: Terjadi Lagi! Skandal Polisi Selingkuh dengan Istri Rekan di Kendal: Polda Jateng Janji Tegas!
Namun, Kamiya, mantan manajer supermarket berusia 47 tahun, tolak tuduhan rasis karena dia mendukung anti imigrasi.
"Mengapa orang asing didahulukan ketika orang Jepang berjuang untuk memenuhi kebutuhan dan menderita ketakutan? Kami hanya mengatakan yang jelas dengan cara yang jelas. Menyerang kami karena diskriminasi rasial adalah salah," tegasnya yang dilansir dari ABC News.
Banyak masyarakat Jepang yang mendukung 'anti imigrasi'. Seperti yang diutarakan Kenzo Hagiya, pensiunan ASN Jepang.
"Banyak orang Jepang putus asa dengan masalah ini... Kamiya menjelaskan semuanya kepada kami. Kami setuju dengan anti imigrasi."
Baca Juga: Viral! Menu MBG SDN Depok Cuma Pangsit Kentang, Orang Tua Murid: Ini Ngemil Bukan Makanan Bergizi
Krisis Populasi: Imigran Jadi Penyelamat atau Ancaman Jepang?
Melansir dari data studi JICA 2022, Jepang membutuhkan 6,7 juta pekerja asing pada 2040 untuk jaga pertumbuhan 1,24 persen.
Namun, saat ini, pendatang asing capai 3,7 juta (3% populasi), tenaga kerja asing mendekati angka 2,3 juta. Angka ini naik tiga kali lipat dari dekade lalu.
Sektor pertanian, perikanan, dan jasa diprediksi akan lumpuh. Hal itu karena imigran tidak tertarik bekerja di sektor tersebut karena gaji rendah. Jepang jadi kurang atraktif bagi talenta global.
Artikel Terkait
Update Jadwal Lengkap MotoGP Jepang 2025: Motegi Jadi Arena Penentuan Gelar Dunia Marc Marquez
Peneliti Jepang Terima Nobel Gegara Mengecat Kulit Sapi seperti Zebra, Efektif Lindungi dari Gangguan Lalat
Aksi Nekat WNI di Shibuya: Gasak 18 Tas Mewah Rp1 Miliar, KBRI Tokyo Jadi Berurusan dengan Polisi Jepang
Song Kang Comeback Usai Wamil, Gelar Fan Meeting ROUND 2 di Seoul Lanjut Tur ke China dan Jepang