KONTEKS.CO.ID - Kabar kurang mengenakkan datang dari Amerika Serikat.
Pemerintahan di bawah Presiden Donald Trump resmi mengalami shutdown atau penutupan sebagian operasional mulai Rabu 1 Oktober 2025 dini hari waktu setempat.
Shutdown kali ini menjadi yang pertama sejak 2018 dan, duh, situasinya disebut-sebut berpotensi lebih panjang.
Mungkin kamu bertanya-tanya, kok bisa sih negara sebesar Amerika Serikat sampai "tutup"?
Baca Juga: Ternyata, KPK Sudah Telusuri Aliran Dana di Rekening Ridwan Kamil dan Istrinya dalam Kasus Bank BJB
Kenapa Pemerintah AS Tiba-Tiba Tutup?
Intinya, AS shutdown terjadi karena gagalnya kesepakatan anggaran di Kongres (DPR dan Senat) menjelang awal tahun fiskal baru, yaitu 1 Oktober.
Meskipun Partai Republik, partai Presiden Trump menguasai dua majelis tersebut, mereka tak punya 60 suara yang diperlukan di Senat untuk meloloskan rancangan anggaran tanpa perlawanan.
Nah, Partai Demokrat memanfaatkan posisi ini.
Mereka menolak keras rancangan anggaran Republik yang dianggap merugikan akses kesehatan warga.
Baca Juga: Bahlil Digugat Gegara BBM Swasta Langka Bareng Pertamina dan Shell, Ini Responsnya!
Seperti menolak pemotongan dana Medicaid dan lembaga kesehatan vital seperti CDC dan NIH.
1. Kebuntuan Anggaran Soal Kesehatan
Inilah biang keladinya. Demokrat kukuh menuntut perpanjangan subsidi asuransi di bawah Affordable Care Act (atau Obamacare) dan menolak pemotongan dana kesehatan.
Mereka merasa dukungan publik terhadap isu ini kuat, dan ini adalah kesempatan mereka untuk menunjukkan ketegasan setelah sempat dikritik karena dianggap "melempem" dalam negosiasi anggaran sebelumnya.
Artikel Terkait
Angkatan Laut AS Uji Coba Rudal Trident dari Kapal Selam Nuklir, Daya Jangkau Luar Biasa!
Rupiah Menguat Lawan Dollar AS, Analis Prediksi Tren Positif di Tengah Tekanan Inflasi Global
Jelang HUT Ke-80 TNI, Peringkat Angkatan Laut Indonesia Ada di Peringkat 4 Dunia: Cuma Kalah dari AS, China, dan Rusia
Penutupan Pemerintah Federal AS Resmi Dimulai, Presiden Trump Paling Sering Mengalaminya
Asia Tenggara Jadi Kunci Ekspor Kedelai AS, Indonesia Pembeli Terbesar