• Senin, 22 Desember 2025

Sadis, Drone Israel Buntuti Dokter Gaza lalu Diserang Bersama Keluarganya hingga Tewas

Photo Author
- Minggu, 3 Agustus 2025 | 12:30 WIB
Warga Gaza menyelamatkan diri dari serangan militer Israel (Foto: AFP)
Warga Gaza menyelamatkan diri dari serangan militer Israel (Foto: AFP)

KONTEKS.CO.ID - Seorang dokter asal Inggris yang baru saja kembali dari Gaza mengaku dibuntuti pesawat tanpa awak atau drone Israel.

Namun, drone itu mengejar rekannya sesama dokter sampai di rumah lalu menyerang keluarganya hingga tewas.

Nada Al-Hadithy mengatakan situasi di Gaza benar-benar memprihatinkan. Salah satu pasiennya, seorang perempuan berusia 21 tahun yang sedang hamil enam bulan, kehilangan bayinya setelah sebuah bom Israel meledak di dekat tendanya, yang mengakibatkan luka serius.

Baca Juga: Viral Pidato Rabi Israel Ronen Shaulov, Serukan Penduduk Gaza Termasuk Anak-anak Agar Mati Kelaparan  

"Suaminya tewas, ia kehilangan satu mata, ia mengalami patah tulang terbuka, dan kedua kakinya hancur total akibat ledakan bom," kata Al-Hadithy, menyitir Arab News.

"Perempuan ini sangat kurus, tanpa vitamin, tanpa makanan. Dan suatu hari bayinya berhenti bergerak. Anak-anak meninggal di Gaza setiap hari," kata dokter tersebut, seraya menambahkan bahwa banyak tenaga kesehatan Gaza menderita kelaparan seperti halnya penduduk umum di sana.

Selama tiga pekan ia bekerja di Gaza, Al-Hadithy mengatakan ada perbedaan nyata antara tingkat kelaparan dan kekurusan pasiennya.

“Bahkan tingkat keparahan dan kekejaman pengeboman itu lebih parah. Korban berjatuhan bertubi-tubi, dengan orang-orang diledakkan di tenda-tenda mereka, yang seharusnya berada di zona hijau. Situasinya sungguh bencana,” kisahnya.

Operator pesawat nirawak tersebut memilih untuk tidak membunuhnya seorang diri. Namun ia justru diserang saat berada di tendanya dan menyapa ketiga anaknya lalu membunuh mereka semua.

Baca Juga: Trump Mulai Sadar Perang Panjang Israel di Gaza Cuma Akal-akalan Netanyahu Berkuasa Lebih Lama

"Drone itu tidak meledakkan rekan saya di sepanjang jalur yang dilaluinya, tapi justru menyerang dia dan keluarganya di tenda hingga tewas," tuturnya.

Selain itu lanjut Al-Hadity, sebanyak dua juta orang kelaparan di daerah itu. Mereka harus berjuang hidup tanpa asupan air, sanitasi, tanpa makanan, dan pasokan medis.

Ia tak lupa memuji para rekan relawan di sektor kesehatan Gaza yang terkepung pasukan Israel. "Belum pernah sebelumnya saya melihat orang-orang yang begitu bermartabat dan berkomitmen seperti mereka," ucap Al-Hadithy.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X