Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, telah sepakat untuk menghentikan pertempuran "tanpa syarat" yang menewaskan sedikitnya 41 orang.
Perundingan damai tersebut diselenggarakan oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN). Ia menyebut gencatan senjata sebagai langkah awal yang vital menuju de-eskalasi dan pemulihan perdamaian dan keamanan.
Gencatan senjata tersebut dimediasi dengan tekanan AS karena Presiden Donald Trump mengatakan ia tidak akan melanjutkan perjanjian perdagangan jika konflik berlanjut.
Namun kedua negara terus saling menyalahkan dan Thailand menuduh Kamboja melancarkan serangan baru pada hari Selasa dan Rabu setelah perjanjian tersebut berlaku.
Pejabat militer Kamboja Mayjen Chan Sopheaktra mengatakan bahwa militer Kamboja telah mematuhi perjanjian gencatan senjata secara ketat akan tetapi terjadi dua pelanggaran gencatan senjata oleh pasukan Thailand sejak perjanjian tersebut berlaku. Namun dia tidak merinci pelanggaran tersebut.
Artikel Terkait
WNI Aman dari Konflik Bersenjata Kamboja-Thailand
Dimediasi Anwar Ibrahim, Thailand dan Kamboja Sepakat Berlakukan Gencatan Senjata
Raja Thailand Ultah ke-73 saat Lagi Perang, Vibes-nya Tetap Mewah, Kok Bisa?
Prabowo Apresiasi PM Anwar Ibrahim Selesaikan Konflik Thailand dan Kamboja
Konflik Thailand dan Kamboja, Donald Trump Mendaku sebagai Presiden Perdamaian