• Minggu, 21 Desember 2025

Bos Mossad Ungkap Diam-Diam Israel Lobi Indonesia, Etiopia, Libya untuk Pindahkan Rakyat Gaza Palestina

Photo Author
- Sabtu, 19 Juli 2025 | 16:24 WIB
Kepala Intelijen Mossad, David Barnea, mengatakan, Israel telah berbicara secara khusus dengan Etiopia, Indonesia, dan Libya terkait warga Gaza Palestina. (124 news)
Kepala Intelijen Mossad, David Barnea, mengatakan, Israel telah berbicara secara khusus dengan Etiopia, Indonesia, dan Libya terkait warga Gaza Palestina. (124 news)

 
KONTEKS.CO.ID - Bos Mossad mengungkapkan diam-diam Pemerintah Israel tengah melobi Indonesia, Etiopia, dan Libya dalam upayanya memindahkan masyarakat di Jalur Gaza, Palestina.

Untuk itu, Israel tengah mencari bantuan Amerika Serikat dalam kesepakatan pemindahan warga Palestina dari Gaza.

"Direktur Badan intelijen Mossad Israel mengunjungi Washington pada pekan ini untuk meminta bantuan AS dalam meyakinkan negara-negara lain agar menerima ratusan ribu warga Palestina dari Gaza," ungkap dua sumber yang mengetahui masalah ini kepada Axios, Sabtu 19 Juli 2025.

Baca Juga: Kaesang Pangarep Terpilih Lagi Jadi Ketua Umum PSI Lewat E-Voting

Kepala intelijen, David Barnea, mengatakan kepada utusan Gedung Putih, Steve Witkoff, bahwa Israel telah berbicara secara khusus dengan Etiopia, Indonesia, dan Libya.

Pembicaraan ini penting karena rencana Pemerintah Israel memindahkan sebagian besar penduduk Gaza sangat kontroversial. Meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim relokasi itu bersifat "sukarela", para ahli hukum AS dan Israel telah menyebutnya sebagai kejahatan perang.

"Dalam pertemuan mereka awal pekan ini, Barnea memberi tahu Witkoff bahwa Etiopia, Indonesia, dan Libya telah menyatakan keterbukaan untuk menerima sejumlah besar warga Palestina dari Gaza," kata kedua sumber tersebut.

Baca Juga: Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto tapi Masih Sempat Melukis, Unggahan Lukisan SBY Dibanjiri 50 Ribu 'Likes' Warganet

Barnea menyarankan agar AS menawarkan insentif kepada negara-negara tersebut dan membantu Israel meyakinkan mereka. 

Tapi Witkoff tidak berkomitmen, dan tidak jelas apakah AS akan secara aktif mempertimbangkan masalah ini, kata salah satu sumber.

Gedung Putih, Kantor Perdana Menteri Israel, dan Kementerian Luar Negeri Etiopia, Indonesia, dan Libya tidak menanggapi permintaan komentar sebelum artikel ini dipublikasikan.

Baca Juga: Kamu Generasi Urban Hobi Padel? Nih Ikut BRImo Shoot Into Perfection (SIP) Padel League 2025 dan Cara Daftarnya

Kilas Balik Rencana Mengusir Semua Warga Gaza Palestina

Pada Februari lalu, Presiden AS Donald Trump mengusulkan pemindahan dua juta warga Palestina dari Gaza untuk membangun kembali wilayah tersebut.

Namun, Gedung Putih mendinginkan gagasan tersebut setelah mendapat penolakan signifikan dari negara-negara Arab, kata para pejabat AS, dan gagasan itu belum membuahkan hasil.

Para pejabat Israel mengatakan bahwa Trump memberi tahu mereka bahwa jika Netanyahu ingin mewujudkan gagasan ini, Israel perlu menemukan negara-negara yang bersedia menerima warga Palestina dari Gaza.

Baca Juga: Jadwal Sprint Race MotoGP Ceko 2025 Malam Ini! Brno Comeback, Marquez Gaspol Lagi Buru Poin Penting

Netanyahu menugaskan badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, untuk menemukan negara-negara yang bersedia menerima sejumlah besar warga Palestina yang mengungsi dari Jalur Gaza.

Hampir setiap warga Palestina di Gaza telah mengungsi selama perang, seringkali beberapa kali. Sebagian besar bangunan di Gaza telah rusak atau hancur.

Israel telah mengembangkan rencana untuk memindahkan seluruh dua juta penduduk enklave tersebut ke "zona kemanusiaan" kecil di dekat perbatasan dengan Mesir.

Baca Juga: Jokowi Buka Suara soal Rencana Upacara 17 Agustus Tak di IKN: Pasti Sudah Dipertimbangkan

Rencana itu memicu kekhawatiran di Mesir dan banyak negara Barat bahwa Israel sedang mempersiapkan pemindahan massal warga Palestina dari Gaza. Ini sesuatu yang telah didorong oleh mitra koalisi ultranasionalis Netanyahu dan banyak orang di dalam partainya sendiri selama bertahun-tahun.

Seorang pejabat senior Israel mengklaim, sebagai bagian dari kesepakatan dengan ketiga negara, pemindahan warga Palestina akan bersifat sukarela dan tidak dipaksakan. 

Israel juga akan berkomitmen untuk mengizinkan setiap warga Palestina yang pergi untuk kembali ke Gaza kapan saja.

Baca Juga: Belajar dari Kesalahan di Japan Open, PR Ini Jadi Bekal Lanny-Fadia Menuju China Open 2025

Saat Netanyahu mengunjungi Gedung Putih pekan lalu, Trump ditanya tentang masalah ini dan menyerahkan jawabannya kepada Perdana Menteri Israel.

Netanyahu mengatakan, Israel bekerja sama dengan AS "sangat erat" untuk menemukan negara-negara yang akan setuju untuk menerima warga Palestina dari Gaza dan menekankan, "Kami hampir menemukan beberapa negara."

"Saya pikir Presiden Trump punya visi yang brilian. Itu namanya pilihan bebas. Anda tahu, kalau orang mau tinggal, mereka boleh tinggal, tapi kalau mau pergi, mereka seharusnya bisa pergi. Seharusnya ini bukan penjara," ujar Netanyahu.

Baca Juga: Said Didu Soroti Lima Kejanggalan Vonis 4,5 Tahun Tom Lembong

Setelah makan malam, seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada wartawan bahwa Trump telah menunjukkan minat untuk terus mendorong "relokasi" warga Palestina dari Gaza. 

Gedung Putih sendiri saat itu tidak berkomentar. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X