KONTEKS.CO.ID - Administratif Donald Trump telah menindaklanjuti ancamannya mencabut izin Universitas Harvard menerima dan menampung mahasiswa asing.
Bahkan mahasiswa asing yang sedang menjalani perkuliahan di sama dipaksa untuk pindah ke kampus lain.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem, mengumumkan pada hari Kamis 22 Mei 2025 waktu setempat, bahwa dirinya telah memerintahkan Departemennya untuk menghentikan sertifikasi Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran di perguruan tinggi tersebut.
Baca Juga: RUU Transportasi Online, Potongan Ojol buat Aplikator Diusulkan Maksimal 10 Persen
Artinya, mahasiswa mancanegara yang sedang menjalani perkuliahan di Harvard harus pindah. Jika menolak, mereka akan kehilangan status hukum di AS.
"Merupakan hak istimewa, bukan hak, bagi universitas untuk menerima mahasiswa asing dan mendapatkan keuntungan dari pembayaran biaya kuliah yang lebih tinggi guna membantu menambah dana abadi mereka yang bernilai miliaran dolar AS," kata Noem.
Dia menambahkan, langkah ini juga sebagai peringatan bagi semua lembaga akademis di AS.
Baca Juga: Djaka Budhi Utama Dirjen Bea Cukai yang Baru Disebut Sudah Pensiun dari TNI
Dalam surat yang ditujukan kepada Direktur Layanan Imigrasi Harvard yang dibagikan Noem di X, dia mengatakan, universitas dapat memenuhi syarat untuk sertifikasi ulang jika, dalam tiga hari, memenuhi beberapa persyaratan.
Termasuk semua catatan yang dimiliki Harvard tentang aktivitas ilegal, berbahaya, mengancam, atau kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa Harvard non-imigran dalam lima tahun terakhir, serta catatan disiplin semua mahasiswa non-imigrannya.
Seorang Juru Bicara Harvard mengatakan, pihaknya sedang berupaya memberikan arahan kepada komunitasnya tentang tindakan tersebut, yang juga dapat sangat merugikan negara.
Baca Juga: Timnas China Siapkan 27 Pemain untuk Lawan Indonesia, Berikut Daftar Namanya
"Tindakan pemerintah tersebut melanggar hukum. Kami berkomitmen penuh untuk mempertahankan kemampuan Harvard dalam menampung mahasiswa dan akademisi internasional kami, yang berasal dari lebih dari 140 negara dan memperkaya universitas –dan negara ini– secara tak terkira. Kami bekerja cepat untuk memberikan arahan dan dukungan kepada anggota komunitas kami. Tindakan pembalasan ini mengancam kerugian serius bagi komunitas Harvard dan negara kami, dan merusak misi akademis dan penelitian Harvard," kata pernyataan tersebut.
"Ini benar-benar menakutkan, dan membuat masa depan tampak seperti tempat yang tidak terlalu menyenangkan," kata Ivan Toth-Rohonyi, seorang mahasiswa internasional di Harvard.
Warga asli Hungaria itu berharap untuk lulus pada bulan Desember setelah semester musim gugur. Tetapi berita itu menimbulkan keraguan akan hal itu.
Baca Juga: Gempa Bengkulu, Warga Diminta Tenang, Rumah Rusak akan Diperbaiki, Ada Uang Duka
"Saya kira saya akan mengajukan permohonan untuk pindah ke sekolah lain, jika sekolah lain memungkinkan," katanya.
Sekadar informasi, hingga April 2025, ada hebih dari 6.000 mahasiswa internasional kuliah di Harvard.
Dituding Anti-Semit
"Ini merupakan serangan keterlaluan terhadap lembaga swasta di Amerika Serikat atas dendam politik," kata profesor Harvard, Ryan Enos.
Ini adalah serangan terbaru dalam pertikaian antara Harvard dan Pemerintahan Trump atas tuduhan bahwa sekolah tersebut mendorong terciptanya lingkungan antisemit. Tuduhan yang dibantah oleh administrasi universitas dan beberapa orang di komunitas tersebut.
Baca Juga: Nasib Dosen PTN di Indonesia: Gaji Kecil, Jam Kerja Melelahkan hingga Gangguan Kesehatan
Harvard mengatakan tidak akan mematuhi daftar tuntutan dari Pemerintahan Trump, yang kemudian membekukan hibah senilai USD2,2 miliar dan kontrak senilai USD60 juta.
Departemen Pendidikan sebelumnya mengatakan, Gugus Tugas Gabungan untuk Memerangi Antisemitisme sedang meninjau pendanaan sekolah tersebut.
"Universitas mungkin melakukan yang terbaik untuk melindungi sekelompok kecil orang tertentu, tetapi pada akhirnya sekarang, tampaknya tindakan tersebut telah membahayakan sekelompok orang yang lebih besar -pada dasarnya semua mahasiswa internasional," kata William Shen, seorang mahasiswa di Sekolah Kedokteran Harvard yang mungkin juga perlu pindah. ***
Artikel Terkait
University War Korea Show dengan Sub Indo, Adu Pinter Anak Harvard Lawan SNU
Profil Janice University War, Mahasiswa Harvard, Netter: Definisi Cantik Jenius, Mirip Ahyeon BABY MONSTER
Kisah Sukses Muhammad Yani Anak Kampung Gunung Batu yang Nyaris Jadi Pemulung Kini Terbang ke Harvard
Harvard Tolak Patuh, Trump Resmi Cabut Status Bebas Pajak, Setop Dana USD 2,2 M
Kalahkan Israel dan AS, Peneliti Harvard Sebut Indonesia Negara Paling Sejahtera di Dunia