KONTEKS.CO.ID - Perang India dengan Pakistan yang meletus pada Rabu kemarin melibatkan jet tempur canggih kedua negara.
Hasilnya, Chengdu J-10C “Vigorous Dragon”, pesawat tempur multiperan buatan China yang dioperasikan oleh Pakistan berhasil menjatuhkan lima jet tempur India.
Rinciannya, 3 jet Rafale buatan Prancis, 1 MiG-29 dan 1 jet tempur SU-30 buatan Rusia.
Baca Juga: Pelatih Timnas Jepang Bakal Turunkan Pemain Cadangan lawan Indonesia
Pembicaraan hangatnya di kalangan militer adalah Chengdu J-10C vs Rafale. Sebab keduanya adalah dua varian jet tempur modern terkini. Namun belum diketahui apakah Rafale tersebut jenis Rafale B (dua kokpit), Rafale C (satu kokpit), atau Rafale M untuk kapal induk.
Indonesia sendiri sudah meneken kesepakatan mendatangkan puluhan jet tempur generasi 4.5 dari Dassault Aviation Prancis.
Lupakan sejenak Rafale yang rontok saat dog fight dengan J-10C. Mengutip laman National Interest, Mari kita kupas bagaimana spesifikasi dari jet tempur besutan China yang mampu menembak jatuh lawannya di udara.
Baca Juga: Kisah Pemulung dari Ambarawa Naik Haji Modal Rp1.000
Tampil Pertama di Pameran Udara Dubai 2023
Jet tempur tersebut hadir memukai dengan Tim Aerobatik Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China.
J-10C datang dengan peningkatan signifikan, termasuk mesin WS-10B yang lebih bertenaga dan sistem peperangan elektronik yang canggih.
Unit dibekali berbagai senjata udara-ke-udara dan serangan permukaan. Di pameran udara itu, Beijing serius ingin menjual jet tempurnya ke pasar internasional.
Untuk saat ini, hanya Pakistan yang menggunakan jasa Chengdu J-10C untuk menjaga wilayah udaranya.
Baca Juga: Diwakili Mensesneg, Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Paus Leo XIV
Apa yang Membuat Jet Tempur J-10C Begitu Kuat?
Dirancang untuk berfungsi sebagai jet tempur superioritas udara untuk pertempuran udara-ke-udara, J-10C juga dapat melakukan misi serangan.
Pesawat ini telah dibandingkan dengan F-16 Fighting Falcon milik AS. Unitnya diproduksi oleh Chengdu Aircraft Corporation (CAC) milik BUMN.
J-10 melakukan penerbangan perdananya pada 1998 dan mulai beroperasi dengan PLAAF (Ankatan Udara China) pada 2004.
Baca Juga: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Respons Penyidik KPK Jadi Saksi: Pertama Kali dalam Sejarah
Pesawat dikonfigurasi dengan sayap delta dan desain canard yang membedakannya dari MiG-29 Rusia atau F-16 Amerika Serikat. Modelnya lebih mengingatkan pada seri pesawat tempur Mirage Prancis.
Namun, tidak seperti Mirage, J-10 memiliki dua canard tepat di belakang kokpit. Fitur itu memberikan kemampuan manuver yang lebih baik. Pesawat ini juga dilengkapi kontrol fly-by-wire.
Vigorous Dragon dipersenjatai dengan baik, dengan 11 titik keras eksternal yang mencakup lima di badan pesawat dengan satu di garis tengah, serta sepasang titik keras di setiap sisi badan pesawat dan tiga di setiap sayap.
Baca Juga: Vakin TBC Bill Gates, Pemerintah Meyakinkan Indonesia Bukan 'Kelinci Percobaan'
Sayap luar tersebut dapat membawa rudal udara-ke-udara seperti Python 3 PL-8, P-11, atau PL-12 buatan China; atau Vympel R-73 (AA-11 Archer) atau R-77 (AA-12 Adder) buatan Rusia.
Menurut AirForce-Technology, rudal udara-ke-udara jarak pendek dengan homing inframerah PL-8, varian dari rudal Python 3 Israel, diproduksi di China berdasarkan perjanjian produksi berlisensi oleh Akademi China -sebelumnya Pusat Pengembangan Teknologi Elektro-optik Luoyang.
Sedangkan PL-11 adalah varian berlisensi dari rudal udara-ke-udara jarak menengah MBDA Italy Aspide.
Untuk peran serangan permukaannya, J-10 juga dapat membawa hingga enam bom berpemandu laser seberat 500 kg, bom jatuh bebas, atau pod dengan roket tanpa pemandu 90 mm. Pesawat ini juga memiliki meriam laras tunggal 23 mm.
Baca Juga: Kementerian UMKM Gandeng YDBA Gelar ToT Lembaga Inkubator Demk Ekosistem Wirausaha Inklusif
Pesawat tempur multiperan ini juga dilengkapi pod penunjuk target inframerah dan laser yang menghadap ke depan. Pod ini dikembangkan untuk mendukung penyebaran senjata berpemandu navigasi laser dan satelit.
Jet ini juga menggunakan radar pengendali tembakan pulse-doppler yang dirancang di dalam negeri, yang mampu melacak 10 target secara bersamaan dan menyerang empat di antaranya. Jangkauan deteksi maksimum yang diperkirakan adalah 100 km.
Desain Orisinal? Meskipun Vigorous Dragon dipandang sebagai lompatan besar bagi kemampuan penerbangan militer China, Beijing tidak memiliki teknologi untuk membangun mesin jet tempur canggih yang dirancang di dalam negeri.
Baca Juga: Habemus Papam! Arti Leo XIV dan Alasan Paus Terpilih Robert Prevost Jadikan Nama Baru
Sebaliknya, intake udara unik pada J-10 menghasilkan mesin buatan Rusia, AL-31. Mesin khusus itu awalnya dirancang untuk Su-27 buatan Rusia (nama pelaporan NATO: Flanker) untuk digunakan berpasangan – namun J-10 sebenarnya mengoperasikan mesin Rusia sebagai satu unit.
Peningkatan Spesifikasi J-10C
Chengdu J-10C, varian terbaru, dilaporkan dilengkapi dengan mesin WS-10B yang lebih bertenaga dan rudal udara-ke-udara PL-15.
Nah rudal PL-15 inilah yang kabarnya menjadi penyebab 5 jet tempur canggih milik India rontok di udara.
Pesawat juga membawa sistem peperangan elektronik canggih, sistem pelacakan target inframerah, dan radar array pemindaian elektronik aktif.
Baca Juga: Kemenkeu Ungkap PNBP Merosot pada Kuartal I 2025, Baru Serap Rp115,9 Triliun
Semoga artikel ini membantu memenuhi rasa penasaran Anda tentang bagaimana spesifikasi dari jet tempur China yang mampu menjatuhkan pesawat canggih Prancis.
Pesawat yang juga akan menjadi tulang punggung TNI AU nantinya. ***
Artikel Terkait
Kemampuan Super Flanker Sukhoi SU-35 Jadi Rival Berat F-15, Eurofighter Typhoon, dan Dassault Rafale
Prabowo di Paris Air Show 2023, Lihat Miniatur Rafale Indonesia Dipamerkan
Indonesia Ingin Gabung dalam Proyek Jet Tempur Turki dan Kapal Selam
Boeing Janji Produksi Jet Tempur F-15EX di Indonesia, Nilai Kontrak Rp235 Triliun
Rafale India Jatuh di Perbatasan: Efektivitas Jet Tempur Canggih Dipertanyakan