• Minggu, 21 Desember 2025

Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Kompak Lawan Trump: 'Do Whatever The Hell You Want'

Photo Author
- Rabu, 12 Maret 2025 | 15:26 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak ancaman Presiden AS Donald Trump. (Kantor Pemimpin Tertinggi Iran)
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menolak ancaman Presiden AS Donald Trump. (Kantor Pemimpin Tertinggi Iran)

KONTEKS.CO.ID - Dua pemimpin Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Masoud Pezeshkian kompak melawan ancaman Presiden AS Donald Trump.

Masoud Pezeshkian menegaskan tidak akan berunding dengan AS, meskipun diancam. Ia mempersilakan Donald Trump untuk melakukan apa pun yang diinginkannya.

"Tidak dapat diterima bagi kami bahwa mereka (AS) memberi perintah dan membuat ancaman. Saya bahkan tidak akan berunding dengan Anda. Lakukan apa pun yang Anda inginkan," katanya di media Pemerintah Iran, mengutip Reuters, Rabu 12 Maret 2025.

Baca Juga: Jelang Arus Mudik Lebaran 2025, Viral Video 3 Gerbong KA Terbakar di Stasiun Tugu Yogyakarta

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menegaskan, Teheran tidak akan diintimidasi untuk berunding.

Hal itu ia sampaikan sehari setelah Donald Trump mengatakan bahwa ia telah mengirim surat yang mendesak Iran untuk terlibat dalam pembicaraan tentang kesepakatan nuklir baru.

Alih-alih menyatakan keterbukaan terhadap kesepakatan dengan Teheran, Trump justru mengembalikan kampanye "tekanan maksimum" yang ia terapkan dalam masa jabatan pertamanya. 

Baca Juga: Misteri di Balik Pembunuhan Bayi Diduga Dilakukan Oknum Polisi Polda Jateng

Sang Presiden mengisolasi Iran dari ekonomi global dan mendorong ekspor minyaknya turun hingga mendekati nol.

Donald Trump Ancam Gelar Operasi Militer ke Iran

Dalam wawancara dengan Fox Business, Trump pada pekan lalu mengatakan, "Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan" untuk mencegah Teheran memperoleh senjata nuklir.

Iran telah lama membantah ingin mengembangkan senjata nuklir. Namun, negara itu "secara dramatis" mempercepat pengayaan uranium hingga kemurnian 60%, mendekati tingkat senjata sekitar 90%, IAEA telah memperingatkan.

Baca Juga: Pengangkatan CASN TA 2024 Tertunda, Ombudsman: Pemerintah Harusnya Transparan

Iran telah mempercepat pekerjaan nuklirnya sejak 2019, setahun setelah Presiden Trump saat itu membatalkan pakta nuklir Teheran tahun 2015 dengan enam negara adidaya. Lalu AS menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi negara itu. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X