“Ini hasil yang sangat menjanjikan dan bukti dari berbagai upaya yang telah dilakukan di wilayah tersebut.”
Baca Juga: Polda Jabar Tangkap Selebgram Lisa Mariana dalam Kasus Video Asusila yang Sengaja Direkam
Harimau Sumatra menghadapi ancaman perburuan untuk trofi dan bahan pengobatan tradisional China, serta kehilangan habitat akibat penebangan pohon dipterokarpa yang bernilai tinggi.
Karena keterbatasan data, perkiraan populasi harimau Sumatra masih sangat bervariasi, yaitu antara 173 hingga 883 ekor.
Meski periode 90 hari digunakan untuk perbandingan, para peneliti sebenarnya melakukan survei selama 180 hari pada 2023 dan 2024.
Durasi lebih panjang memberikan gambaran yang lebih akurat lintas musim, kata Deborah Martyr dari Flora and Fauna International, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
“Jumlah harimau yang lebih tinggi dari perkiraan di ekosistem Leuser menunjukkan bahwa hutan dataran rendah di sana kaya akan mangsa, terutama rusa sambar,” kata Figel.
Temuan ini juga mengindikasikan bahwa patroli rutin bulanan yang dilakukan para ranger berhasil menekan aktivitas perburuan.
Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,4 di Sulut, Ini Analisis BMKG
Lokasi penelitian yang berada dekat Taman Nasional Gunung Leuser ini dipatroli ranger yang dibiayai LSM Forum Konservasi Leuser dan Hutan Harimau.
Mereka juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan wilayah Aceh yang pernah dilanda konflik.
Namun penelitian menunjukkan jumlah ranger yang ada masih belum mencukupi.
Baca Juga: Tiga Korban Longsor di Tapteng Ditemukan Tertimbun, Warga Bertahan Hidup Makan Durian dalam Gelap
Dalam beberapa tahun terakhir, harimau telah punah dari Vietnam, Kamboja, dan Laos.
Artikel Terkait
Tiga Harimau Sumatra Serang Pencari Damar di Hutan Indragiri Hulu, Beruntung Bisa Selamat, Begini Kronologinya
Harimau Sumatra Terakhir di Kebun Binatang Perth Mati karena Kanker
Fakta Harimau Sumatra di Kebun Binatang Perth, Eutanasia Jadi Jalan Keluar
Anak Harimau Sumatra Terjebak Perangkap Babi di Agam, Begini Kondisinya