Saat kondisi Irene terus memburuk, keluarga memutuskan membawanya ke RS Bhayangkara di Kotaraja, Kota Jayapura. Dokter RS Bhayangkara sempat memeriksa surat rujukan, dan dua perawat juga melihat Irena di dalam mobil.
Tapi kekecewaan kembali mendera Irene dan keluarga. "Pihak rumah sakit malah menginformasikan kalau kamar rawat inap BPJS penuh dan yang tersisa hanya kelas VIP. Keluarga diminta membayar uang muka senilai Rp4 juta," bebernya.
Baca Juga: Toyota Luncurkan Urban Cruiser Harga Rp759 Juta, Mulai Rakit bZ4X di Indonesia
Permintaan keringanan pihak keluarga juga ditolak manajemen rumah sakit. "Karena tak punya uang sebanyak itu, permohonan keluarga supaya tindakan medis didahulukan dan administrasi menyusul ditolak (RS). Setelah negosiasi gagal, dokter memberikan surat rujukan ke RSUD Jayapura," katanya.
Mobil ambulans lalu keluar RS Bhayangkara pada pukul 03.30 WIT, Senin 17 November 2025. Sewaktu mobil memasuki kawasan Entrop, Kota Jayapura, kondisi Irene kritis. Mulutnya mengeluarkan busa dan napasnya tersengal-sengal.
"Melihat itu, keluarganya memutuskan kembali ke RS Bhayangkara. Namun sampai di sana pukul 05.00 WIT, nyawa Irene Sokoy dan bayi dikandungannya sudah tak dapat diselamatkan lagi," sesalnya.
Irene bersama bayi di dalam kandungannya dinyatakan meninggal dunia pada Senin 17 November 2025, sekitar pukul 05.00 WIT.
Baca Juga: Oman dan Indonesia Sepakat Bebas Visa untuk Tiga Paspor, Wamenlu Beri Penjelasan
Pihak keluarga sangat menyesalkan tindakan rumah sakit yang dinilai tidak mengutamakan pelayanan kepada korban.
"Kami sangat menyesal dengan tindakan para petugas rumah sakit yang tak ada rasa kemanusiaan. Ini yang menyebabkan dua nyawa yang kami sayangi harus melayang," ujarnnya lirih.
Gubernur Papua Matius D Fakhiri Minta Maaf
Terpisah, Gubernur Papua Matius D Fakhiri meminnta maaf dan menyatakan berduka cita kepada keluarga mendiang Irene Sokoy dan bayinya.
Matius D Fakhiri berjanji akan segera mengevaluasi dan membenahi pelayanan di rumah sakit yang dinilainya bobrok.
Baca Juga: Ini Syarat Pasukan Perdamaian Indonesia untuk Ditempatkan di Gaza
"Saya baru mau memulai, tetapi Tuhan sudah memberikan satu contoh kebobrokan pelayanan kesehatan di Provinsi Papua. Saya mohon maaf dan turut berduka yang mendalam atas kejadian dan kebodohan jajaran pemerintah mulai dari atas sampai ke tingkat bawah," kata Matius. ***
Artikel Terkait
Menteri Maman Dukung Optimalisasi Layanan dan Pelindungan UMKM Papua
Buru Aset Rp1,2 Triliun: KPK Telusuri Uang Sewa Apartemen Lukas Enembe, Diduga dari Dana Operasional Papua
Terus Bertambah, Kapolri Sebut Ada 24 Jaringan KKB di Papua
KPK Periksa Dius Enumbi Tersangka Korupsi Dana Operasional Gubernur Papua Era Lukas Enembe
Freeport Temukan Harta Karun Indonesia di Tanah Papua, Sinyal Perpanjangan Kontrak di 2041?