Tim penyelamat telah menarik lima korban selamat dari reruntuhan pada Rabu.
Baca Juga: Desak Reklamasi Tambang BUMN Transparan, Komisi VI DPR Siapkan Pengawasan Lapangan
Sementara orang tua yang panik mendesak agar pencarian dipercepat demi menemukan puluhan anak yang diyakini masih terjebak.
Abdul Hanan, ayah dari anak berusia 14 tahun yang hilang, mengatakan anak-anak di bawah reruntuhan sempat terdengar menangis minta tolong.
“Operasi penyelamatan harus dipercepat,” ia mendesak.
Baca Juga: Bukan Agus Suparmanto, Ini Alasan Menteri Hukum Sahkan Kepengurusan PPP Kubu Mardiono
Penyelidikan mengenai penyebab runtuhnya bangunan di Sidoarjo masih berlangsung.
Namun tanda awal menunjukkan adanya konstruksi yang tidak memenuhi standar.
Operasi penyelamatan berlangsung rumit karena getaran di satu titik dapat memengaruhi area lain.
“Jadi sekarang, untuk mencapai titik korban, kami harus menggali terowongan bawah tanah,” ujar Mohammad Syafii, Kepala Basarnas.
Namun, penggalian juga menghadapi tantangan, termasuk risiko mengguncang reruntuhan.
Terowongan yang dibuat hanya selebar sekitar 60 sentimeter karena adanya tiang beton bangunan.
Baca Juga: Skuad Indonesia Gelar Simulasi Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2025
Drone dengan sensor panas digunakan untuk mencari korban selamat maupun meninggal.
Artikel Terkait
15 Korban Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk Terdeteksi, 8 Berstatus Hitam dan 7 Merah
Desak Investigasi Insiden Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk, DPR: Harus Melalui Kajian Konstruksi Matang!
Evakuasi Santri Ponpes Al Khoziny: Tim SAR Tolak Pakai Alat Berat, Pilih Angkat Manual Demi Cegah Korban Jiwa
Prabowo Sampaikan Belasungkawa Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo
Wartawan Diintimidasi dan Diusir Saat Liput Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny