Ia menilai para pengusaha abai terhadap ketentuan pemerintah dan mengabaikan keselamatan masyarakat. Kondisi ini bahkan memicu konflik sosial di tengah warga.
Dampak yang Dirasakan Warga
Keresahan warga Parung Panjang muncul dari beberapa faktor utama. Pertama, pelanggaran jam operasional truk tambang yang menyebabkan kemacetan parah dan polusi.
Kedua, kerusakan jalan dan jembatan yang dibangun dengan biaya ratusan miliar rupiah.
Ketiga, meningkatnya ketidaknyamanan dan konflik sosial akibat aktivitas tambang yang tidak terkendali.
“Masyarakat mengalami stres, konflik sosial terjadi. Dan saya melihat bahwa para pengusaha abai terhadap apa yang menjadi ketentuan pemerintah,” tambah Dedi.
Penutupan sementara ini berlaku hingga semua perusahaan tambang mampu memenuhi ketentuan dan peraturan yang sudah ditetapkan.
Tujuannya jelas yaitu untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan bisnis, lingkungan, dan kenyamanan masyarakat.***
Artikel Terkait
Saham Freeport McMoRan Anjlok 15 Persen karena Insiden Fatal di Tambang Grasberg
Produksi Freeport Terancam Turun Setelah Petaka di Tambang Grasberg, Segini Perkiraannya
Lokasi Pencarian Pekerja Tambang Grasberg Freeport Makin Dalam, Udara Terbatas
Suara Bupati Mimika soal Tragedi Pekerja Tambang Grasberg Freeport
Freeport Deklarasi Force Majeure di Tambang Grasberg, Aktivitas Diperkirakan Normal Lagi 2027
Ahli K3 Kritik Sistem Keselamatan Pekerja Tambang Grasberg Freeport, Perlu Investigasi!