KONTEKS.CO.ID - Bulu tangkis atau badminton merupakan salah satu olahraga favorit masyarakat Indonesia.
Di balik kegemaran masyarakat terhadap olahraga ini, ternyata ada 5 (lima) manfaat kesehatan yang bisa dirasakan oleh pemainnya.
Di antara 5 manfaat kesehatan itu, salah satunya adalah bisa memperpanjang umur.
Baca Juga: Harta Topan Ginting, Kadis PUPR Sumut Terjerat Rp231,8 M, Kariernya Melesat bareng Bobby Nasution
Penasaran apa saja kegunaan olahraga badminton untuk Anda? Merangkum sejumlah pemberitaan, yuk simak penjelasannya di bawah ini!
1. Badminton Bisa Menurunkan Berat Badan Berlebih
Olahraga tepok bulu adalah jenis olahraga kardio atau aerobik yang bisa memperkuat otot jantung.
Jika otot jantung kuat, maka pembuluh darah bisa mengalirkan darah lebih banyak dan lebih cepat. Pembuluh darah kuat mmapu mengalirkan oksigen lebih banyak ke dalam sel-sel otot.
Baca Juga: Waspada Penipuan Travel Agen: Jangan Sampai Liburan Berujung Petaka
Efek itu mendorong metabolisme tubuh bekerja lebih efektif sehingga sel dalam tubuh bisa melakukan pembakaran lemak lebih banyak selama berolahraga atau beristirahat.
Peningkatan aktivitas fisik otomatis meningkatkan pembakaran kalori. Kalau diimbangi pola makan sehat, itu bisa membuat kalori berkurang sehingga berat badan turun serta menurunkan risiko berat badan berlebih atau obesitas.
Melansir British Heart Foundation, bermain olah raga mampu membakar 350 kkal pada orang berusia 50 tahun dengan berat 70 kilogram.
Baca Juga: Melebur dengan Masyarakat, Irjen Pol Rudi Darmoko Ramaikan Kupang Exotic Run 2025
2. Mengerek Kcerdasan Pemainnya
Bermain bulu tangkis menaikkan volume aliran darah dari jantung ke otak. Sehingga mendukung fungsi otak yang berhubungan dengan memori atau ingatan.
Studi Journal of Clinical Medicine (2018) menyebutkan bulu tangkis membuat tubuh pemainnya melakukan banyak gerakan berbeda secara cepat ketimbang berlari.
Pada saat bersamaan, kemampuan kognitif juga dibutuhkan guna mengingat dan mengubah strategi sekaligus meramalkan serangan lawan.
Sementara studi di Pharmacy and Pharmacology (2015) mengungkap badminton sanggup mengerek kecerdasan, kemampuan konsentrasi serta kesiagaan.
Baca Juga: Bobby Nasution Bakal Dipanggil KPK Terkait Dugaan Korupsi PUPR Sumut Senilai Rp232 M?
3. Menjaga kesehatan mental
Ternyata olahraga yang membuat Indonesia langganan medali emas ini bukan hanya memberikan manfaat kebugaran fisik. Namun juga berdampak bagi kesehatan mental.
Otak bakal meluncurkan senyawa kimiawi yang berperan pada mood bahagia seseorang saat berolahraga. Senyawa yang dimaksud adalah endorfin, dopamin, dan serotonin.
Hormon tersebut bekerja sama memproduksi perasaan senang dan mengusir stres. Sehingga menciptakan pikiran positif serta memperbaiki kualitas tidur.
Inilah alasan olahraga sering direkomendasikan sebagai terapi tambahan guna mengelola gejala berbagai masalah mental.
4. Sanggup Mengendalikan Gejala Diabetes
Menekuni bulu tangkis berikutnya adalah membantu tubuh mengontrol gula darah penderita diabetes.
Pasien dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 direkomendasikan berolahraga aerobik sepanjang 30-60 menit dengan intensitas sedang sampai tinggi.
Untuk penderita diabetes 2, olahraga membuat sel-sel tubuh bisa memanfaatkan hormon insulin dengan baik.
Sel-sel pada tubuh bisa mengambil gula dari dalam darah lalu mengubahnya menjadi energi atau menyimpannya di otot dan liver. Dengan demikian, kadar gula darahnya tak terlalu tinggi.
Baca Juga: Spesifikasi Produk TV Premium LG Electronics
Untuk diabetes tipe 1, olahara tepok bulu mendongkrak kadar insulin di dalam darah. Sehingga gula darah bisa terkontrol.
Tetapi perlu Anda catat bahwa latihan ini bukanlah pengganti pengobatan pada penderita diabetes.
5. Dipercaya Memperpanjang Usia
Studi yang diterbitkan Circulation (2022) menegaskan bahwa orang yang rutin berolahraga bisa menurunkan risiko kematian. Misalnya akibat penyakit jantung.
Baca Juga: Tips Agar Mobil Tidak Bau Apek Meski Bagasi Penuh Barang
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa berolahraga rutin, termasuk badminton, sesuai anjuran bisa menurunkan risiko kematian sampai 21%.
Jika olahraga dilakukan sebanyak 2–4 kali lebih banyak dari anjuran, risiko kematian juga bakal berkurang sampai 31%. ***
Artikel Terkait
Belajar dari Sikap Rendah Hati Kunvalut Vitidsarn, Tunggal Putra Bulu Tangkis Nomor Satu Dunia
Eng Hian Akhirnya Bongkar Persoalan Mandeknya Prestasi Pebulu Tangkis Indonesia di 2025
Greysia Polii: Saya Termasuk Atlet Bulu Tangkis Telat Prestasi
Update Daftar Skuad Indonesia di Japan Open 2025, Alasan Tiga Wakil Mundur
Belum Puas 4 Gelar, Pelatih Naga Api Dorong Ganda Putra Malaysia Juara Japan Open dan China Open 2025