KONTEKS.CO.ID - Usianya 35 tahun yang dianggap usia lanjut untuk seorang pebulu tangkis.
Hubungan cintanya dengan Istora seharusnya sudah mulai memudar, tetapi sebaliknya, justru makin menguat.
Dan berkat cinta itulah, Chou Tien Chen terus berkembang.
Dengan sorakan penuh kasih dari penonton yang mendukungnya di setiap langkah, Chou membalas kepercayaan itu dengan penampilan penuh energi.
Semakin dekat untuk mengulang pencapaian epiknya pada tahun 2019 di tempat yang sama.
Dan siapa yang lebih pantas menjadi lawan di final selain Anders Antonsen? Orang yang ia kalahkan dalam final epik tahun 2019 itu?
Chou menjalani tiga laga sulit dalam tiga hari terakhir.
Baca Juga: Jadwal Final Indonesia Open 2025 di Istora Senayan, Lima Partai Menjanjikan Keseruan
Pada Sabtu, ia menghadapi pemain peringkat satu dunia yang sedang naik daun, Kunlavut Vitidsarn, yang tengah dalam performa luar biasa dengan dua gelar dalam dua pekan.
Kelelahan sempat diperkirakan jadi faktor penentu, ternyata Chou justru bermain seakan-akan dia setengah dari usianya sekarang.
“Di dalam hati, saya lebih muda dari lawan saya,” ujar Chou kemarin, dan itu bukan sekadar omongan kosong.
Vitidsarn, yang mengira akan menjalani pertandingan panjang melawan pemain yang ahli dalam reli-reli melelahkan, justru dibuat terkejut.
Chou memaksakan tempo dan menyerang di setiap kesempatan.
Peringkat satu dunia itu seringkali kewalahan dan gagal mempertahankan pertahanannya yang biasanya solid, tetapi ia tidak mencari-cari alasan.
Artikel Terkait
Robot Berkaki Empat Main Bulu Tangkis, Lincah dan Terampil Mirip Manusia, Tonton di Sini!
Tan Joe Hok Tinggalkan Warisan Besar dalam Semangat Nasionalisme lewat Bulu Tangkis
Sistem Estafet 45 Poin Bulu Tangkis akan Diuji Coba di Kejuaraan Dunia Junior 2025 India