• Senin, 22 Desember 2025

Cerita Farikha Sukrotun, Wasit Bulu Tangkis BAC 2025 Ini Juga Kasir di Toko Besi

Photo Author
- Jumat, 9 Mei 2025 | 17:31 WIB
Farikha Sukrotun, umpire atau wasit bulu tangkis internasional. (Badminton Asia)
Farikha Sukrotun, umpire atau wasit bulu tangkis internasional. (Badminton Asia)

Baca Juga: Kedekatan Paus Leo XIV dengan Indonesia, Intip Memori Manisnya

Lisensi Wasit Farikha Sukrotun

Ternyata saat menjadi wasit di BAC lalu, tujuannya untuk mengikuti ujian lisensi Badminton Asia Certificated (BA C).

Kini, Farikha Sukrotun telah memegang Badminton Asia Accredited (BAA).

Jika dinyatakan lolos ujian Badminton Asia Certificated (BAC), wanita kelahiran 18 Juni 1996 ini bisa memimpin lebih banyak ajang bergengsi.

"Jika lolos Badminton Asia Accredited nanti naik lagi appraisal ke certificated, terus yang kemarin saya itu ujian yang certificated," kata lulusan Pendidikan Bahasa Inggris UNY ini.

Baca Juga: Bocoran The Haunted Palace Episode 7 dan 8: Serangan Roh Jahat Makin Parah

"Itu sudah langsung dari Badminton Asia nanti yang memilih. Jadi kita email undangan untuk mengikuti ujian tersebut. Nanti setelah ini, ada appraisal lagi ke BWF, dan nanti paling tingginya di BWF," ujarnya.

Penilaian bukan hanya sukses dalam menjalankan tugasnya, tapi Farikha tidak cuma harus jago menguasai regulasi. Dia juga harus menunjukkan attitude yang baik.

"Mulai dari saat kita masuk ke lapangan, cara kita jalan, terus bagaimana waktu awal itu kan ada tossing, bagaimana gesture kita, apalagi kalau sudah masuk TV itu, presentation itu yang penting."

"Bagaimana kita juga menerapkan aturan-aturan itu ke dalam lapangan," jelasnya.

Baca Juga: Fun Fact Paus Leo XIV Mulai dari Rekam Jejak, Gaji, Harta Kekayaan, dan Warisan

Farikha Sukrotun pertama kali menekuni bidang perwasitan bulu tangkis sejak 2016. Ia hanya butuh waktu 7 tahun untuk bisa mendapatkan Badminton Asia Accredited.

"Awalnya waktu masih kuliah, di tahun 2016 itu ditelepon sama Bapak saya. Kebetulan Bapak saya juga guru olahraga," katanya.

"Lalu ditelepon, dikabarin mau ada pelatihan wasit tingkat kabupaten. Awalnya saya menolak karena mikirnya, 'Enggak ah, wasit itu nanti pasti banyak cowok-cowok, enggak ada yang cewek'," kenangnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X