KONTEKS.CO.ID - Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Senin, 9 Desember 2025 malam akhirnya menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketua Umum (Pj Ketum) PBNU.
Keputusan ini diambil setelah Syuriah PBNU memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dari jabatannya sebagai Ketua Umum.
Pleno yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, dipimpin Rais Syuriyah PBNU, Mohammad Nuh, yang mendapat mandat langsung dari Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar.
Baca Juga: Gus Yahya Percaya Diri Konflik dengan Syuriyah Diselesaikan di Muktamar PBNU
Pada forum tersebut, Nuh secara resmi mengumumkan penunjukan Kyai Zulfa untuk memimpin PBNU hingga digelarnya Muktamar NU pada 2026.
“Yaitu penetapan pejabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa periode sekarang ini, yaitu yang mulia Bapak KH Zulfa Mustofa,” ujar Mohammad Nuh.
Ia menegaskan, mandat tersebut membuat Kyai Zulfa mengemban tugas kepemimpinan PBNU sementara hingga Muktamar.
“Oleh karena itu, beliau akan memimpin PBNU ini sebagai pejabat Ketua Umum dan menjalankan tugas sampai Muktamar yang Insya Allah dilaksanakan pada 2026,” katanya.
Penguatan Supremasi Syuriyah Jadi Pesan Utama
Saat membuka pleno, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menekankan bahwa keputusan ini merupakan bagian dari upaya mengembalikan supremasi Syuriyah sebagai pemilik otoritas tertinggi dalam struktur NU.
“Alhamdulillah malam ini adalah malam rapat pleno sebagai proses yang harus kita lewati untuk kembali menegaskan bahwa Syuriyah merupakan owner dari Nahdlatul Ulama. Periode ini menjadi tekad bersama untuk menguatkan supremasi Syuriyah,” kata Kyai Miftachul.
Ia bahkan mengungkapkan pengalaman sebelumnya, terutama di Jawa Timur, di mana Syuriyah kerap ditekan atau dipengaruhi oleh jajaran Tanfidziyah.
“Yang saya ketahui, di Jawa Timur biasanya Syuriyah ini sering dimbujuki Tanfidziyah. Ini pengalaman saya. Syuriyah selalu dibujuki Tanfidziyah,” ucapnya.