nasional

Soal Bahasa Portugis Masuk Kurikulum Pendidikan Indonesia, Begini Kata Mendikdasmen yang Bikin Ramai dan Picu Pro-Kontra!

Kamis, 27 November 2025 | 18:15 WIB
Mendikdasmen Abdul Mu’ti sebut penerapan bahasa Portugis dalam kurikulum pendidikan di Indonesia masih dalam kajian. (Instagram/abe_mukti)

KONTEKS.CO.ID - Rencana memasukkan bahasa Portugis ke kurikulum pendidikan Indonesia mulai mencuri perhatian publik.

Isu ini kembali mencuat setelah Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, memberikan penjelasan usai menghadiri rapat bersama Komisi X DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu, 26 November 2025.

Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa wacana tersebut masih dalam tahap kajian pemerintah dan belum menjadi keputusan final.

Baca Juga: DPR Warning Keras Bandara Tanpa Perangkat Negara di Morowali: Ancaman Serius Kedaulatan dan Keamanan Nasional

Pengembangan Bahasa Asing Jadi Fokus Pemerintah

Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pemerintah sedang memperluas pilihan bahasa asing yang dapat dipelajari siswa.

Saat ini, ada lima bahasa asing tambahan yang telah diajarkan di sejumlah sekolah, yaitu Arab, Perancis, Mandarin, Jepang, dan Korea.

Menurutnya, perluasan bahasa asing merupakan langkah strategis untuk memperkuat kemampuan global generasi muda.

Baca Juga: Harga Emas Dunia Mendekati Puncak Sepekan, Pasar Makin Yakin The Fed Segera Pangkas Suku Bunga dan Dorong Reli Baru

“Saat ini kan bahasa asing itu yang sudah wajib adalah bahasa Inggris dan mulai tahun 2027 kita mulai mengajarkan bahasa Inggris kelas 3 SD,” katanya kepada wartawan di Senayan.

Ia menambahkan bahwa penurunan tingkat kelas pengajaran bahasa Inggris dilakukan agar kemampuan dasar siswa terbentuk lebih kuat sejak dini.

Dalam konteks ini, bahasa Portugis dinilai mungkin menjadi kandidat bahasa asing berikutnya, meski belum memiliki jadwal implementasi.

“Nanti kemungkinan juga bisa diajarkan bahasa Portugis,” ujarnya.

Baca Juga: Jelaskan Soal KUR, Mantri BRI Dapat Pujian dari Menteri UMKM

Masih Kajian: Tantangan Guru hingga Sarana Belajar

Meski peluangnya terbuka, Abdul menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengambil keputusan tergesa-gesa.

Halaman:

Tags

Terkini