Dengan demikian, Bobibos diklaim lebih mudah diproduksi secara mandiri, terutama jika Indonesia ingin memperkuat kedaulatan energi.
3. Emisi Disebut Lebih Rendah
Bahan bakar fosil, terutama solar, dikenal menghasilkan emisi tinggi yang berkontribusi pada polusi udara dan pemanasan global.
Bobibos diklaim mampu menekan emisi berkat pembakaran yang lebih bersih serta sifat bahan bakunya yang ramah lingkungan.
Meski begitu, klaim ini masih menunggu verifikasi melalui uji emisi resmi.
Jika terbukti, Bobibos dapat menjadi solusi untuk kendaraan yang ingin lebih ramah lingkungan tanpa harus beralih ke kendaraan listrik.
Baca Juga: Maruarar Sirait Ketua, Perayaan Natal Nasional Digelar 5 Januari
4. Jarak Tempuh Dinilai Lebih Panjang
Pengembang menyebut penggunaan Bobibos dapat membuat kendaraan menempuh jarak lebih jauh dibanding solar konvensional.
Hal ini memberikan sinyal bahwa efisiensi energi Bobibos berpotensi lebih tinggi dari BBM fosil.
Namun, seperti klaim lainnya, pernyataan ini membutuhkan pengujian independen untuk memastikan konsistensinya pada berbagai jenis mesin dan kondisi jalan.
5. Biaya Produksi Lebih Murah
Salah satu daya tarik Bobibos adalah potensi harganya yang jauh lebih terjangkau.
BBM fosil harganya sangat bergantung pada geopolitik dunia, fluktuasi minyak mentah, dan nilai tukar.
Bobibos memanfaatkan tanaman lokal yang tersedia melimpah sehingga biaya produksinya dinilai bisa ditekan secara signifikan.
Baca Juga: Pertamina Bisa Impor Energi dari AS Tanpa Proses Lelang, Ini Landasannya
Dengan produksi massal, Bobibos berpotensi menghadirkan bahan bakar alternatif dengan harga kompetitif, bahkan mungkin lebih murah dari BBM subsidi.
6. Hasil Riset Anak Bangsa Selama 10 Tahun
Ikhlas mengembangkan Bobibos melalui riset mandiri selama lebih dari satu dekade tanpa dukungan teknologi asing.