nasional

Vale Indonesia Dihantam Skandal Solar Murah dan Tuduhan Perusakan Lingkungan

Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:34 WIB
Vale Indonesia menghadapi dugaan tentang praktik perusakan lingkungan. (Istimewa)

KONTEKS.CO.ID - PT Vale Indonesia Tbk tengah menjadi sorotan karena perusahaan tambang nikel ini tidak hanya terseret skandal penjualan solar murah senilai Rp62,14 miliar, tetapi juga rekam jejak perusakan lingkungan di wilayah operasinya di Sulawesi Selatan.

Dalam sidang perkara korupsi yang menjerat mantan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan, terungkap Vale Indonesia disebut sebagai salah satu korporasi yang menikmati keuntungan dari penjualan solar nonsubsidi di bawah harga pokok penjualan.

Jaksa menyebut kontrak itu menyebabkan kerugian bagi Pertamina Patra Niaga, karena menjual bahan bakar dengan harga lebih rendah dari batas bawah yang ditetapkan perusahaan.

Baca Juga: Begini Cara Mudah dan Cepat Pesan Tiket Whoosh di Vending Machine, Pilih Tujuan Hingga Bayar

Head of Corporate Communications PT Vale Indonesia, Vanda Kusumaningrum, menegaskan pihaknya tidak memiliki keterlibatan dalam kasus tersebut.

Dia menegaskan Vale selalu beroperasi sesuai prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan patuh terhadap hukum.

“Sebagai perusahaan publik yang telah beroperasi lebih dari lima dekade, kami berkomitmen menjalankan bisnis secara berkelanjutan dan bertanggung jawab,” ujar seperti dikutip dari Inilah.

Baca Juga: Praperadilan Ditolak, Nadiem Makarim: Saya Siap Menjalani Proses Hukum

Namun, di tengah upaya membangun citra hijau, Vale kembali dikritik karena dampak lingkungan dari aktivitas tambangnya di Luwu Timur.

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai operasi Vale telah menyebabkan penggundulan hutan skala besar, pencemaran air, serta kerusakan ekosistem di sekitar Danau Matano, Mahalona, dan Towuti.

Bahkan, kegiatan tambang perusahaan itu disebut telah merusak lahan pertanian warga sejak 2018.

Baca Juga: Mutasi Ratusan Pati TNI, Jenderal Agus Subianto Tunjuk Brigjen Wahyu Yudhayana Jabat Sesmilpres

Masalah terbaru yang mencuat adalah kebocoran pipa minyak di Desa Lioka, Kecamatan Towuti.

Jatam dan Trend Asia melaporkan tumpahan lebih dari 90 ribu liter minyak MFO mencemari Sungai Koromusilu hingga ke Danau Towuti, merusak sedikitnya 82 hektare sawah, kebun, dan peternakan warga.

Halaman:

Tags

Terkini