KONTEKS.CO.ID - Petrosea, penyedia layanan rekayasa pertambangan yang didukung konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu, mengumumkan telah memenangkan kontrak senilai Rp16 triliun rupiah (atau USD954 juta) dari Indonesia Vale, perusahan kemitraan Indonesia-Brasil di bidang pertambangan.
Dalam perjanjian ini, Petrosea yang terdaftar di Jakarta akan menyediakan layanan pertambangan dan transportasi nikel untuk Vale Indonesia dari tambangnya di Morowali, Sulawesi Tengah, sekitar 2.500 kilometer di sebelah timur Jakarta.
Durasi kontrak yang dimenangkan untuk 10 tahun ke depan dan ini sudah diumumkan di bursa yang diterbitkan awal pekan ini.
Tambang nikel Vale di Morowali mencakup hampir 23.000 hektare dengan kapasitas produksi 73 ribu ton per tahun.
Bijih nikel ini akan memasok pabrik peleburan nikel yang dioperasikan Vale dan mitranya, yang terletak di bagian tenggara Morowali.
Pada Juli lalu, Petrosea juga memenangkan kontrak senilai Rp2,8 triliun dari Vale untuk pengadaan dan pembangunan tambang di blok Pomalaa, yang terletak di Sulawesi Tenggara.
Hal ini meningkatkan buku perusahaan menjadi lebih dari Rp64 triliun pada akhir 2024. Informasi ini seperti dikutip dari Forbes.
Dengan kekayaan bersih real-time USD15 miliar, Prajogo Pangestu termasuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia.
Ia memegang saham di perusahaan pertambangan batu bara Petrindo Jaya Kreasi, pemegang saham terbesar Petrosea, serta di Barito Renewables, kedua perusahaan itu melantai di bursa pada 2023.
Selain aset pertambangannya, Prajogo Pangestu juga telah memperluas minatnya di sektor energi dan petrokimia.
Itu adalah sebuah usaha patungan yang didukung Chandra Asri milik Pangestu dan pedagang komoditas global Glencore baru-baru.
Mereka menyelesaikan akuisisi aset kilang dan petrokimia milik Shell di Singapura.***
Artikel Terkait
Prajogo Pangestu, Pengusaha Sukses asal Kalbar Penyandang Predikat Orang Terkaya di Indonesia
Gercep, Prajogo Pangestu Caplok Kilang Minyak Milik Shell Singapura