KONTEKS.CO.ID - Direktur Eksekutif Lingkar Madani Ray Rangkuti mengkritik langkah 150 aktivis Cipayung yang berduyun-duyun bergabung ke Partai Golkar.
Menurut Ray Rangkuti, sikap mereka yang memutuskan bergabung ke Golkar dikarenkan lemahnya ketahanan mental untuk berjuang mempertahankan gagasan historis kelompok.
Bahkan menyebut aktivis yang bergabung ke partai politik umumnya akan cenderung bersikap pragmatis. Mereka rela menanggalkan idealismenya hanya untuk memenuhi kebutuhan harian dan bertahan hidup.
Baca Juga: Budi Gunawan Ajukan Tambahan Anggaran 2026 Rp728,8 Miliar, Fokus untuk Command Center Politik
"Aktivis itu tahu mana yang baik dan salah, namun mereka (aktivis Cipayung) tidak siap dengan segala risiko dalam pilihannya itu," kritik Ray Rangkuti di Jakarta, Senin 7 Juli 2025.
Sebelumnya, para aktivis muda dari kelompok Cipayung berdiskusi membahas rencana mereka berlabuh ke Partai Golkar. Rencana itu mereka matangkan sejak tiga bulan lalu.
Niat Bergabung ke Golkar Sudah Ada Setahun Lalu
Salah satu aktivis yang sering ikut dalam diskusi itu ialah Adlin Panjaitan. Dia adalah tokoh muda Nahdlatul Ulama dan eks Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Asahan periode 2018-2019.
Baca Juga: Kepala BMKG Dwikorita Ungkap Misteri Kondisi Cuaca saat KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali
"Tiga bulan terakhir ini memang ada konsolidasi untuk bergabung ke (Partai) Golkar," kata Adlin, mengutip Minggu 6 Juli 2025.
Dia mengklaim sudah berencana bergabung ke partai pimpinan Bahlil Lahadalia itu sejak setahun lalu. Rencana ini sudah disampaikan Adlin ke sejumlah aktivis lainnya di kelompok Cipayung.
Dari sana ia mengetahui bahwa banyak rekan sesama aktivis yang rata-rata mempunyai rencana sama. "Kami (aktivis) mempunyai kesamaan visi dan misi (dengan Golkar)," kilahnya.
Hal itu dibenarkan mantan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Robaytullah Kusuma Jaya.
Baca Juga: Spesifikasi Infinix HOT 60i: HP Rp1 Jutaan tapi Melimpah Fitur Mewah
Ia mengutarakan, hasil diskusi di lingkungan aktivis Cipayung menyepakati mereka bakal mendeklarasikan bergabung ke Partai Golkar secara serentak.
Waktu yang mereka pilih adalah saat perayaan ulang tahun ke-47 Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia, pada 28 Juni 2025. Ini adalah organisasi sayap pemuda Partai Golkar.
Pada har "H", 150 aktivis kelompok Cipayung mendatangi kantor DPP Partai Golkar di kawasan Slipi, Jakarta Barat.
Momen tersebut dihadiri lima organisasi kemahasiswaan ekstra-kampus: GMNI, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), PMII, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia, serta Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia.
Baca Juga: Eggi Sudjana Tantang Jokowi Tunjukkan Ijazah: Kasus Selesai dan Saya Minta Maaf
Tujuan Awal Berdirinya Kelompok Cipayung: Kritik Golkar
Awal terbentuk, Kelompok Cipayung hanyalah forum komunikasi di antara para pengurus organisasi kemahasiswaan seperti yang disebutkan di atas.
Nama “Kelompok Cipayung” diambil terinspirasi oleh lokasi pembentukan forum diskusi, yakni di Cipayung, Jawa Barat. Forum dibentuk pada 22 Januari 1972.
Mereka seringkali mendiskusikan sikap organisasi kemahasiswaan atas kebijakan pemerintah. Forum tampil garang menentang kebijakan Pemerintahan Orde Baru dan mengkritik dominasi Partai Golkar sebagai parpol pendukung Presiden Soeharto.
Baca Juga: KPU Minta Tambahan Anggaran Nyaris Rp1 Triliun Tahun 2026, Ini Alasannya
Mereka juga ikut terlibat dalam gerakan mahasiswa yang menumbangkan Pemerintah Orde Baru pada 1998.
Bergabung lebih dulu ke Golkar, Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum Pengurus Besar HMI periode 2013-2015, mengatakan, rata-rata mereka yang bergabung ke partainya lantaran terinspirasi oleh karier politik Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia.
"Dia bukan siapa-siapa, lalu mendapat kesempatan menjadi Ketum Golkar. Kami punya latar belakang yang sama, yakni aktivis HMI," katanya pada Minggu 6 Juli 2025. ***