• Minggu, 21 Desember 2025

Aktivis yang Desak Tutup PT TPL Milik Sukanto Tanoto Dikirimi Paket Burung Mati

Photo Author
- Minggu, 1 Juni 2025 | 10:58 WIB
Aktivis yang Desak Tutup PT TPL Dikirimi Paket Burung Mati.
Aktivis yang Desak Tutup PT TPL Dikirimi Paket Burung Mati.

 

 

KONTEKS.CO.ID - Perjuangan Masyarakat Adat di Tano Batak melawan perampasan tanah oleh Indorayon yang saat ini bernama PT Toba Pulp Lestari (TPL) tidak pernah padam.

Terakhir pada selasa, 27 Mei 2025, ratusan massa aksi berdemonstrasi menuntut adanya ketegasan Pemkab dan DPRD Tapanuli Utara untuk segera menutup TPL.

Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria, Dewi Kartika, mengatakan protes mereka sudah yang kesekian kali. Alasan utamanya karena perusahaan milik Sukanto Tanoto ini hanya memberikan kesengsaraan bagi masyarakat adat di 12 kabupaten di Tano Batak.

Baca Juga: Jelang Puncak Haji, Kemenkes Sebut Sejumlah Jemaah Haji Alami Gangguan Tulang dan Sendi

TPL saat ini memonopoli tanah seluas 167.912 hektare berdasarkan SK 307/Menlhk/Setjen/ HPL.0/7/2020, keputusan ini dikeluarkan oleh Siti Nurbaya yang kala itu masih menjabat Menteri KLHK.

“Dengan perubahan kedelapan inilah TPL semakin berani merampas tanah, memenjarakan masyarakat adat dan merusak lingkungan,” ujar Sekjen KPA, Dewi kartika dalam keterangan yang dikutip Minggu, 1 Juni 2025.

Teror dialami Dewan Nasional KPA Delima Silalahi. Belum hilang rasa lelah setelah long march, dia justru sudah diteror dengan dikirimi kotak yang berisi bangkai burung oleh orang yang tidak dikenal.

Paket tersebut ditemukan oleh kerabatnya sekitar pukul 08.15 WIB, tergeletak di atas meja tamu. Tidak ada anggota rumah yang mengetahui siapa pengirim maupun waktu pengantarannya.

Baca Juga: Dua Orang Jadi Tersangka Bencana Longsor Tambang Batu Gung Kuda Cirebon, Ini Identitasnya

Janggalnya terror ini bersamaan dengan kian tingginya desakan masyarakat kepada pemerintah untuk segera menutup TPL.

“Menurut data Aliansi Tutup TPL 2021, lebih dari 93 orang bahkan sudah dikriminalisasi oleh TPL hanya karena mempertahankan tanahnya,” ujar Dewi kartika.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X