nasional

Bongkar 5 Kejanggalan Proyek Penulisan Ulang Sejarah Nasional, Arkeolog Senior Mundur dari Tim Resmi

Kamis, 19 Juni 2025 | 12:00 WIB
Kejanggalan Penulisan Ulang Sejarah Nasional, Profesor Harry Trauman Simanjuntak (foto: Dok. Kompas)

4. Terminologi "Prasejarah" Diganti Secara Sepihak

Perubahan istilah dari "prasejarah" menjadi "sejarah awal" dianggap sebagai bentuk pemaksaan politis, bukan berdasarkan kajian ilmiah.

Truman menyebut istilah "prasejarah" sudah digunakan secara internasional lebih dari 200 tahun dan telah baku dalam dunia arkeologi.

Ia mempertanyakan motif perubahan ini yang dinilai tidak memiliki penjelasan akademik memadai.

“Tiba-tiba diganti, dan tidak ada penjelasan ilmiah yang kuat,” katanya.

Baca Juga: Cara Cek Pengumuman SPMB Jatim Tahap 1 Secara Online

5. Narasi Indonesia-Sentris yang Cenderung Glorifikatif

Truman juga mengkritik pendekatan Indonesia-sentris dalam narasi sejarah baru yang cenderung glorifikatif dan mengabaikan obyektivitas akademik.

Ia menegaskan bahwa penulisan sejarah harus jujur, mengakui fakta, baik yang positif maupun negatif, dan tidak hanya menonjolkan kebesaran Indonesia secara sepihak.

"Kalau salah, katakan salah. Jangan hanya memoles Indonesia jadi hebat tapi abaikan fakta sejarah," tegasnya.

Sebagai catatan, proyek penulisan ulang sejarah ini dipimpin oleh Kementerian Kebudayaan yang kini berada di bawah Menteri Fadly Zon.

Baca Juga: Bisnis Kuliner Singapura Ambruk, 307 Kedai hingga Klub 1880 Tutup, Indonesia Wajib Waspada

Tujuan besarnya adalah menghapus bias kolonial dan membangun narasi sejarah nasional yang relevan bagi generasi muda.

Tim editor menyebut istilah "prasejarah" dianggap bias karena mengesankan masyarakat Nusantara belum "beradab" sebelum datangnya pengaruh asing.

Namun, kritik dari akademisi seperti Prof. Truman menunjukkan pentingnya keseimbangan antara pembaruan narasi nasional dan akurasi ilmiah.***

 

Halaman:

Tags

Terkini