• Senin, 22 Desember 2025

Bisnis Kuliner Singapura Ambruk, 307 Kedai hingga Klub 1880 Tutup, Indonesia Wajib Waspada

Photo Author
- Kamis, 19 Juni 2025 | 10:24 WIB
Klub 1880 mengumumkan penutupan permanen pada Rabu, 18 Juni 2025 setelah 8 tahun jalankan bisnis. (Foto Tripadvisor)
Klub 1880 mengumumkan penutupan permanen pada Rabu, 18 Juni 2025 setelah 8 tahun jalankan bisnis. (Foto Tripadvisor)

KONTEKS.CO.ID - Bisnis kuliner di Singapura sedang tidak baik-baik saja. Ratusan outlet tutup. Puluhan restoran ambruk.

Data terbaru menunjukkan, rata-rata 307 outlet makanan dan minuman (F dan B) tutup setiap bulan sepanjang 2025, meningkat dari 254 outlet per bulan 2024.

Tren ini tidak hanya melanda usaha kecil, tetapi juga restoran mewah dan tempat makan legendaris.

Baca Juga: Cek Jadwal SPMB 2025 untuk SD-SMA Jakarta, Tiap Jenjang dan Jalur

Klub 1880 Tutup

Salah satu yang terbaru adalah klub anggota eksklusif 1880 di Robertson Quay. Klub ini, yang terletak di Robertson Quay, didirikan oleh Tn. Marc Nicholson dan dibuka pada akhir tahun 2017.

Klub 1880 mengumumkan penutupan permanen pada Rabu, 18 Juni 2025 setelah hampir delapan tahun menjalankan bisnis.

"Frekuensi kunjungan dan belanja anggota terus merosot. Kami membutuhkan restrukturisasi dan efisiensi operasional," tulis manajemen 1880 dalam pernyataan resmi, seperti dikutip Channel News Asia pada Kamis, 19 Juni 2025.

Hak ini bukan kali pertama grup 1880 menghadapi masalah. Cabangnya di Hong Kong juga ditutup pada 30 Mei 2025, kurang dari setahun setelah dibuka.

Baca Juga: Pengumuman Hasil Seleksi Calon Guru Sekolah Rakyat, Ada 1.554 Formasi Jabatan, Yuk Cek Caranya

Kedai Makan Murah Ambruk

Gelombang penutupan tidak pandang bulu, mulai dari kedai makanan murah hingga restoran high-end ikut terkena dampak.

Data pemerintah menunjukkan, angka penutupan bisnis F&B terus meroket dari rata-rata 230 per bulan pada 2022-2023 menjadi 307 per bulan di 2025.

Banyak pemilik usaha kesulitan menutup biaya tetap seperti sewa dan gaji karyawan.

Para pelaku usaha mendesak pemerintah memberikan insentif, seperti keringanan pajak atau subsidi sewa, untuk mencegah gelombang PHK lebih besar.

"Jika kondisi tidak membaik, yang tersisa hanyalah jaringan besar dengan modal kuat. Usaha kecil dan menengah akan semakin tersingkir," ungkap seorang pemilik kedai kopi di Chinatown.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X