WBN adalah usaha patungan antara Antam Indonesia dan Strand Minerals yang berbasis di Singapura.
Saham mereka dibagi antara raksasa pertambangan Prancis Eramet dan perusahaan baja besar China Tsingshan.
Baca Juga: Media Asing Ramai-ramai Sorot Kerja Paksa dan Kerusakan Lingkungan di Tambang Nikel Indonesia
WBN mengatakan kepada AFP bahwa mereka "berkomitmen pada penambangan yang bertanggung jawab dan melindungi lingkungan", dan melatih karyawan untuk "menghormati adat dan tradisi lokal".
Mereka mengatakan tidak ada bukti kelompok yang belum melakukan kontak atau terisolasi terdampak oleh operasi WBN.
Eramet mengatakan kepada AFP bahwa mereka telah meminta izin dari pemegang saham mayoritas WBN untuk melakukan tinjauan independen terhadap "protokol keterlibatan" dengan Hongana Manyawa, yang diharapkan dilakukan tahun ini.
Tinjauan lebih lanjut tentang bagaimana suku tersebut menggunakan hutan dan sungai di daerah tersebut juga sedang berlangsung, tambahnya, meskipun mereka mengatakan saat ini "tidak ada bukti" anggota yang hidup dalam isolasi di konsesi mereka.
Baca Juga: Indonesia Jadi Raja Nikel Dunia, Siap Penuhi Permintaan Baterai Kendaraan Listrik
Pemerintah Indonesia, yang mengakui sebagian besar konsesi sebelumnya adalah hutan lindung, mengatakan sebaliknya kepada AFP.
Ada "pengakuan atas bukti keberadaan suku terisolasi di sekitar Weda Bay", pernyataan Direktorat Jenderal Batu Bara dan Mineral di Kementerian ESDM.
Mereka mengatakan berkomitmen untuk "melindungi hak-hak masyarakat adat dan memastikan bahwa kegiatan pertambangan tidak merusak kehidupan dan lingkungan mereka".
LSM hak-hak masyarakat adat Survival International mengatakan itu adalah pengakuan pertama Jakarta atas Hongana Manyawa yang belum melakukan kontak, atau "terisolasi", di daerah tersebut.
Baca Juga: Geram Gara-Gara Longsor Tambang Cirebon, Dedi Mulyadi Senggol Perhutani: Disewakan ke 3 Yayasan
Mereka menyebut pengakuan itu sebagai "pukulan telak" terhadap klaim Eramet dan mengatakan zona larangan untuk melindungi suku tersebut adalah "satu-satunya cara untuk mencegah pemusnahan mereka".
Baik WBN maupun Eramet mengatakan mereka bekerja meminimalkan dampak terhadap lingkungan.