KONTEKS.CO.ID - Indonesia kembali menjadi sorotan dalam dunia pertahanan udara internasional.
Di tengah wacana hangat soal dihidupkannya kembali kontrak jet tempur Su-35 asal Rusia, Indonesia juga disorot karena mempertimbangkan penambahan armada Rafale dari Prancis serta opsi alternatif J-10C buatan China.
Rafale Tambahan dalam Radar Pertahanan RI
Baca Juga: Mau Liburan Seru di Surabaya? Cek 5 Tempat Wisata Terbaru yang Lagi Hits dan Bikin Betah!
Pada 29 Mei 2029, situs Flight Global melaporkan bahwa Indonesia tengah mempertimbangkan penambahan unit Rafale.
Isu ini muncul usai kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Jakarta, di mana ia dan Presiden RI Prabowo Subianto menandatangani sejumlah kerja sama strategis.
Bukan cuma jet tempur Rafale, kesepakatan itu turut mencakup alutsista lainnya seperti howitzer, kapal selam, hingga fregat.
CEO Dassault Aviation, Eric Trappier, menyambut antusias rencana Indonesia untuk memperkuat armada Rafale-nya.
Baca Juga: Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Ini Sejarah Singkat Burung Garuda Jadi Lambang Negara
Sejauh ini, RI telah memesan 42 unit dan dijadwalkan menerima pengiriman perdana pada 2026.
Meski jumlah tambahan belum diumumkan, sinyal minat ini disebut-sebut memperkuat posisi Prancis sebagai mitra utama pertahanan Indonesia.
Pertimbangan Akuisisi Jet J-10C dari China
Di sisi lain, Indonesia juga dikabarkan tengah membuka opsi untuk membeli jet tempur J-10C dari China.
Baca Juga: Komjen Rudy Heriyanto Disorot Netizen, Benarkah Jadi Kuda Hitam Calon Kapolri 2025?