“Selain itu juga memperkuat komitmen pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada produk militer luar negeri,” katanya.
Baca Juga: Terungkap Modus Oknum Jaksa Banten Peras WNA Korsel dan Terjaring OTT KPK
Ia menilai capaian tersebut sebagai langkah nyata menuju kemandirian pertahanan nasional.
Sementara, Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod, menegaskan keberhasilan proyek ini menunjukkan daya saing dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.
Menurutnya, program Merah Putih tidak semata bertujuan menghasilkan dua unit kapal, tetapi juga membangun fondasi kemampuan teknologi jangka panjang.
Baca Juga: Terungkap Modus Oknum Jaksa Banten Peras WNA Korsel dan Terjaring OTT KPK
Dari sisi persenjataan dan sistem tempur, fregat kelas Merah Putih mengadopsi berbagai perangkat buatan Turki.
Kapal ini akan dilengkapi sensor dan radar produksi ASELSAN, sistem manajemen tempur dari HAVELSAN, serta rudal dan peluncur vertikal (VLS) yang dikembangkan ROKETSAN.
Kerja sama ini mencerminkan semakin eratnya kolaborasi industri pertahanan Indonesia dan Turki, khususnya di sektor maritim.
Usai diluncurkan, KRI Balaputradewa akan memasuki tahap pemasangan perlengkapan dan integrasi sistem sebelum menjalani uji sandar dan uji laut.
Hingga kini, belum ada jadwal resmi terkait waktu pengoperasian penuh kapal tersebut oleh TNI Angkatan Laut, demikian pula dengan rencana peluncuran fregat kedua dalam program Merah Putih.***
Artikel Terkait
Kemhan Borong Kapal Perang Fregat Italia, Gelombang Pengiriman Pertama Oktober 2024
Spesifikasi Tempur Sangar Kapal Perang Fregat Italia yang Dibeli Kemhan
Jepang dan Indonesia Lanjutkan Pembicaraan Produksi Kapal Perang Fregat, Proposal Senilai Rp37 Triliun
Indonesia Teken Kesepakatan dengan Turki untuk Dua Kapal Fregat Kelas I