Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, juga mengimbau masyarakat agar mewaspadai perkembangan Bibit Siklon Tropis 93S yang saat ini masih terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Bali-Nusa Tenggara, tepatnya berada di sekitar 12.0°LS 115.8°BT.
Hasil analisis BMKG, 93S diprediksi bergerak perlahan ke arah barat daya menjauhi wilayah Indonesia dan dalam periode 24 hingga 72 jam kedepan masih berpeluang rendah untuk berubah menjadi siklon tropis.
“Secara tidak langsung, 93S juga memicu potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Yaitu, hujan dengan intensitas sedang-lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, serta angin kencang dan gelombang tinggi berpotensi di pesisir selatan Jawa Timur, Bali hingga Nusa Tenggara,” beber Guswanto.
Baca Juga: Gunung Hayli Gubbi Meletus, Ahli ITB Ungkap Risiko Gunung Api Dormant di Indonesia
Sementara itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menjelaskan, melihat potensi dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Bakung serta keberadaan sistem Bibit Siklon 93S, BMKG merekomendasikan masyarakat di wilayah terdampak tetap waspada terhadap potensi hujan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, serta gangguan aktivitas harian yang dapat terjadi terutama di lokasi yang rawan. ***
Artikel Terkait
BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Berpontensi di Sumbar Hingga 13 Desember, Waspada Banjir Bandang dan Longsor
Lewati Sumatera, BMKG Sebut Bibit Siklon Tropis 93S Kini Hantui Bali, NTB, dan NTT
BMKG: Bibit Siklon 912 Meningkat Jadi Siklon Tropis Bakung, Waspada Hujan Lebat hingga Gelombang Tinggi
Ancaman Gelombang Tinggi di Perairan Sumbar hingga Selat Sunda, BMKG Imbau Nelayan Batasi Aktivitas Melaut