KONTEKS.CO.ID - Perubahan zaman rupanya ikut mengubah makna sejumlah identitas sosial, termasuk sebutan “gus” di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya secara terbuka mengakui bahwa status “gus” kini tak lagi punya daya tawar setinggi masa lalu.
Pernyataan itu disampaikan Gus Yahya dalam Diskusi Rutin Forum Kramat yang digelar di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Selasa 9 Desember 2025.
Baca Juga: Aturan UMP 2026 Sudah Final, Tapi Belum Diumumkan Pemerintah: Publik Bertanya, Ada Apa Sebenarnya?
Dengan gaya reflektif namun lugas, ia menyebut bahwa privilege yang dulu melekat kuat pada sebutan “gus” perlahan mengalami penurunan nilai di tengah perubahan sosial.
“‘Gus’ itu dulu wah, privilege luar biasa, apalagi ‘gus’ besar seperti saya ini. Tapi sekarang ‘gus’, semuanya ‘gus’, sehingga ‘gus’ itu tidak lagi punya leverage yang setinggi dulu,” ujar Gus Yahya.
Sebagai putra dari ulama besar NU, KH Muhammad Cholil Bisri, Gus Yahya berbicara dari posisi yang sangat memahami dinamika tersebut.
Menurutnya, perubahan ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, melainkan konsekuensi logis dari transformasi sosial yang terus berjalan.
Baca Juga: Kronologi Pejabat SKK Migas Tewas Usai Tabrak Bus TransJakarta: Pagi yang Berubah Jadi Duka
Dalam pandangannya, setiap zaman akan membentuk konstruksi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Akibatnya, nilai-nilai lama yang dulu dianggap “kuat” bisa saja melemah atau bergeser maknanya di realitas baru.
Privilege Lama Dihadapkan pada Sistem yang Lebih Ketat
Gus Yahya menilai, pergeseran ini kerap memunculkan rasa kehilangan bagi sebagian kelompok yang sebelumnya berada di posisi istimewa. Ia menyebut, privilege yang dulu bernilai tinggi kini menjadi relatif dalam tatanan baru.
“Ada yang privilege tadinya di masa lalu bernilai tinggi, tapi kemudian di dalam konstruksi baru menjadi relatif berkurang, ya seperti sekarang ini,” ucapnya.
Ia juga mencontohkan perubahan konkret di internal NU. Jika dahulu status sebagai keturunan kiai cukup membuka jalan untuk masuk ke struktur organisasi, kini mekanismenya jauh lebih ketat dan berbasis kompetensi.
Baca Juga: Kronologi Pejabat SKK Migas Tewas Usai Tabrak Bus TransJakarta: Pagi yang Berubah Jadi Duka
Artikel Terkait
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketum PBNU, Siap Tempuh Jalur Hukum jika Islah Ditolak
Gus Ipul Dicopot dari Sekjen PBNU, Gus Yahya: 80 SK Tertahan, Beliau Nggak Sempat Tengok Kantor
PBNU Siap Gelar Pleno 9-10 Desember 2025 untuk Tentukan Pj Ketum Definitif Usai Gus Yahya Dicopot
Langkah Islah NU Menguat: Gus Yahya Sambangi Tebuireng, Tegaskan Siap Taat Arahan Kiai Sepuh Demi Perdamaian
Gantikan Gus Yahya, KH Zulfa Mustofa Resmi Ditunjuk sebagai Pj Ketum PBNU hingga Muktamar 2026