• Minggu, 21 Desember 2025

Desember 2025–Februari 2026: Cuaca Indonesia Masuk Mode Hardcore, BMKG Ingatkan Potensi Ekstrem

Photo Author
- Senin, 8 Desember 2025 | 14:48 WIB
Cuaca Indonesia Desember 2025-Februari 2026: Fenomena atmosfer berbaur sekaligus.  (BMKG)
Cuaca Indonesia Desember 2025-Februari 2026: Fenomena atmosfer berbaur sekaligus. (BMKG)

 

KONTEKS.CO.ID - Menjelang akhir tahun, atmosfer dan lautan Indonesia benar-benar masuk fase paling sibuk.

Bukan cuma karena puncak musim hujan, tetapi juga karena banyak fenomena angin dan gelombang yang “numpuk bareng”, membuat cuaca jadi superlabil.

BMKG menggambarkan periode Desember hingga Februari sebagai jalur “padat berbaur”.

Baca Juga: Lalin Sekitar Monas Dialihkan Gara-Gara Demo Apdesi, Wargi Jakarta Harap Maklum

Tempat berbagai sistem cuaca bekerja bersamaan mulai dari monsun Asia sampai pengaruh siklon tropis di belahan selatan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa dinamika atmosfer berskala global hingga lokal sedang sangat aktif.

“Gelombang Rossby Ekuator, Gelombang Kelvin, dan Madden–Julian Oscillation (MJO) masih memberi kontribusi signifikan terhadap dominasi hujan di banyak wilayah Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi yang dilansir Senin, 8 Desember 2025.

Baca Juga: NPI Kecam Konten Ferry Irwandi: Bencana Sumatera Bukan Ajang Provokasi

Angin Monsun Mulai Kencang, Laut Ikut Bergolak

Memasuki Desember, angin monsun dari Asia menuju Australia mulai “gas pol”. Beberapa wilayah, seperti Laut Cina Selatan hingga sekitar Natuna, sudah mencatat angin lebih dari 18 km/jam.

Sebaliknya, area seperti Selat Karimata hingga Laut Banda masih menunjukkan hembusan lebih pelan.

Puncaknya diprediksi terjadi Januari. Pada periode ini, monsun Asia biasanya mencapai kekuatan maksimal, membuat angin kencang merata di banyak wilayah Indonesia dengan kecepatan lebih dari 18,5 km/jam.

Baca Juga: Wardatina Mawa Tegaskan Nikah Siri Inara Rusli dan Insanul Fahmi Tak Direstui Keluarga: Kontradiksi yang Memanas

Dampaknya? Laut makin bergelora dan gelombang berpotensi melampaui 1 meter.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X