KONTEKS.CO.ID – Selain Jakarta Utara (Jakut), sejumlah daerah juga dilanda banjir rob, yakni Kabupaten Indramayu dan Subang, Jawa Barat (Jabar).
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari di Jakarta, Jumat, 5 Desember 2025, mengatakan, banjir rob di pesisir utara Jabar tersebut terjadi pada Kamis pekan ini.
"Di Subang, banjir rob terjadi sekitar pukul 07.00 WIB dipicu oleh hujan berintensitas tinggi," ujarnya.
Hujan menyebabkan kenaikan permukaan air laut sehingga menggenangi permukiman warga. Dampaknya dirasakan di sejumlah kecamatan, khususnya Kecamatan Legon Kul, tepatnya di Desa Mayangan dan Desa Legon.
"Kecamatan Pusakanagara (Desa Patimban) serta Kecamatan Blanakan (Desa Muara)," katanya.
Berdasarkan data sementara, sebanyak 861 kepala keluarga atau 2.648 jiwa terdampak banjir tersebut. Kerusakan material sekitar 861 rumah warga turut terendam.
Baca Juga: Menteri Dody Minta Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kaligawe-Sayung Dikebut, Solusi Permanen Banjir Rob
"BPBD Kabupaten Subang telah melakukan kaji cepat serta menjalin koordinasi dengan instansi terkait guna mempercepat proses penanganan di lokasi," ujarnya.
Situasi di lapangan hingga saat ini, air masih menggenangi rumah warga dengan ketinggian 20 hingga 50 cm. Sejumlah akses jalan di beberapa titik terputus akibat genangan, menghambat mobilitas masyarakat dan memperlambat distribusi bantuan.
"Kebutuhan mendesak saat ini meliputi penyaluran bantuan logistik untuk mendukung warga terdampak yang ruang geraknya terbatas," katanya.
Sedangkan di wilayah Indramayu, banjir rob mulai terjadi sekitar pukul 04.36 WIB ketika air laut pasang meluap melalui Sungai Perawan dan Sungai Nippon.
"Luapan air menggenangi jalan-jalan di Desa Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur," katanya.
Hingga pukul 08.35 WIB, ketinggian air terus meningkat hingga 50–60 cm dan memasuki permukiman warga, menyebabkan aktivitas masyarakat terganggu.
Luapan air pasang berdampak pada 2.568 kepala keluarga atau sekitar 8.033 jiwa, serta merendam sekitar 1.512 unit rumah.
Genangan yang cukup tinggi membuat warga mengevakuasi barang-barang penting sambil menunggu air surut.
"Meski tidak ada laporan korban jiwa, banjir rob ini berdampak luas pada masyarakat pesisir yang rentan terhadap kenaikan muka air laut," katanya.
Menanggapi kondisi tersebut, tim Pusdalops segera melakukan langkah cepat untuk memastikan kebutuhan warga terpenuhi.
BPBD Kabupaten Indramayu telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan Kecamatan Kandanghaur, Pemerintah Desa Eretan Kulon, serta Polsek Kandanghaur.
Pendataan warga dan rumah terdampak dilakukan secara bertahap untuk memastikan seluruh kebutuhan dapat terakomodasi.
"Perkembangan terkini, air rob dilaporkan telah surut dan warga mulai melakukan pembersihan sisa-sisa banjir di rumah masing-masing," ujarnya.
Peristiwa ini terjadi dalam masa Status Siaga Darurat Bencana Banjir, Banjir Bandang, Cuaca Ekstrem, Gelombang Ekstrem, Abrasi, dan Tanah Longsor sebagaimana tercantum dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 360/Kep.626-BPBD/2025, berlaku dari 15 September 2025 hingga 30 April 2026.
Abdul Muhari mengatakan, kejadian tersebut berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendalian Operasi (PUSDALOPS) BPBD sejak Kamis, 4 Desember 2025 pukul 07.00 WIB hingga Jumat, 5 Desember 2025 pukul 07.00 WIB.
"Laporan tersebut mencakup beberapa daerah mengalami kejadian banjir dan banjir rob yang dipicu oleh hujan berintensitas tinggi, serta cuaca ekstrem," katanya.***
Artikel Terkait
Lebih dari 11 Ribu Warga Brebes Terdampak Banjir Rob
Banjir Rob Ancam Pesisir Jakarta hingga 29 Juni, Ini Sejumlah Wilayah yang Berisiko
Waspada Banjir Rob di Perairan Indonesia pada 2-18 Agustus 2025, Ini Penjelasan BMKG
Menteri Dody Minta Tol Semarang-Demak Seksi 1 Kaligawe-Sayung Dikebut, Solusi Permanen Banjir Rob
Gubernur Pramono Anung: Puncak Banjir Rob di Jakarta Sudah Lewat