Menurutnya, pola cuaca tersebut berpotensi muncul kembali pada tahun-tahun mendatang sehingga mitigasi harus diperkuat.
“Siklon seperti ini apabila sudah terjadi tentu bisa kita prediksi untuk tahun-tahun depannya mungkin akan terjadi lagi," ujarnya.
Atas dasar itu, Alex menegaskan pentingnya kebijakan kehutanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap risiko bencana ekstrem.
Langkah pembenahan kawasan hulu dinilai menjadi salah satu kunci mengurangi potensi banjir bandang dan longsor.
“Oleh karena itu memang butuh kebijakan kehutanan yang baru agar bencana seperti ini tidak terulang lagi," tegasnya.
Baca Juga: Dedi Mulyadi Soroti Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra: Pohon Tak Bisa Bunuh Diri Massal
Fokus Bantuan untuk Korban
Meski evaluasi kebijakan tengah berjalan, Alex memastikan bahwa kebutuhan mendesak masyarakat terdampak tetap menjadi prioritas.
Ia menegaskan perlunya percepatan penyaluran bantuan dan peningkatan koordinasi antarinstansi.
Penanganan darurat dan pembenahan kebijakan lingkungan, lanjutnya, harus dilakukan secara paralel agar dampak bencana bisa diminimalkan di masa depan.***
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Soroti Misteri Kayu Gelondongan Banjir Sumatra: Pohon Tak Bisa Bunuh Diri Massal
Bupati Tapanuli Tengah Pastikan Kayu Gelondongan yang Viral Terseret Banjir Sumatra Hasil Illegal Logging
DPR Minta Menhut Raja Juli 'Menghadap' Soal Kayu Gelondongan Hanyut Saat Banjir di Sumatra
Pemkot Padang Segera Singkirkan Ribuan Ton Sampah Pascabencana, Mayoritas Kayu Gelondongan
Presiden Prabowo Ambil Alih Komando Penanganan Bencana Banjir Sumut, Sumbar, dan Aceh