Setelah memecat para pejabat tersebut, Amran langsung memberikan ultimatum keras. Lahan 299 hektare yang selama ini disewakan itu harus segera diambil alih kembali oleh negara dan difungsikan sebagaimana mestinya untuk kepentingan publik.
"Mulai hari ini, lahan itu harus dikerjakan kembali. Kami beri waktu tiga bulan untuk membuktikan hasil,” katanya.
Ia bahkan menghendaki agar hasil panen dari lahan-lahan riset negara itu nantinya dibagikan secara gratis kepada masyarakat.
Amran juga menetapkan doktrin baru dalam penegakan disiplin di kementeriannya, yang berdampak langsung pada kecepatan penyelesaian masalah.
Baca Juga: Kejati Sumsel Tetapkan 6 Tersangka Korupsi Kredit PT BSS dan PT SAL Rugikan Negara Rp1,6 Triliun
Ia tidak akan lagi mentolerir rapat-rapat panjang di kantor untuk kasus yang sudah jelas terbukti.
"Model baru sekarang, tidak perlu rapat lama-lama di kantor. SK dicopot atau diganti langsung di lapangan. Kalau saya temukan lagi kasus seperti ini, akan saya copot lagi," ujarnya.
Ironisnya, penemuan borok di Subang ini terjadi di tengah capaian luar biasa sektor pertanian.
Amran menyebut Indonesia baru saja meraih swasembada pangan dalam satu tahun, mendapat penghargaan FAO, dan mencatat rekor stok beras Bulog tertinggi.
Baca Juga: Desain Seri Honor 500 Resmi Dibocorin Pabrikan, Begini Wujudnya
Namun, ia mengingatkan agar pelanggaran kecil seperti di Sukamandi, tidak dibiarkan menggerogoti amanah dan kepercayaan besar yang telah diberikan rakyat.
"Swasembada ini bukan karena saya, tapi karena kita semua. Ini hasil kerja kolektif atas gagasan besar Bapak Presiden,” kata Amran.***
Artikel Terkait
Fungsi Kementerian Pertanian dan Bapanas Berkaitan Erat, Tidak Masalah Mentan Kerja Dobel
Prabowo Perintahkan Mentan Buat Pupuk Berkualitas Tinggi
Mentan Sebut Penurunan Harga Pupuk Jadi Tonggak Sejarah
Setahun Pemerintahan Prabowo, Mentan: NTP dan Serapan Beras Bulog Capai Rekor Baru
AMSI Khawatir Gugatan Rp200 Miliar Mentan Amran Sulaiman ke Tempo Bakal Ditiru Pihak Lain untuk Bungkam Pers