KONTEKS.CO.ID - Eks narapidana terorisme sekaligus tokoh utama Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Abu Bakar Ba'asyir, melanjutkan rangkaian pertemuannya dengan para pemimpin tertinggi negara.
Setelah bulan lalu menemui Presiden ke-7 RI Joko Widodo, kini Ba'asyir secara terbuka mendatangi Gedung Parlemen dan diterima langsung oleh Pimpinan DPR RI di Senayan, Jakarta, pada Kamis, 30 Oktober 2025.
Kunjungan ini menandai langkah kedua Ba'asyir dalam safari-nya menemui tokoh-tokoh kunci negara.
Kunjungan ke Senayan ini terjadi hanya berselang satu bulan setelah ia diterima oleh Joko Widodo di kediaman pribadinya di Solo pada 29 September 2025.
Baca Juga: Duh, Produsen Sepatu Nike di Indonesia Lakukan PHK 1.800 Pekerja
Dalam dua pertemuan tersebut, agenda yang diusung konsisten, yakni memberikan masukan dan nasihat kebangsaan.
Di Kompleks Parlemen, Abu Bakar Ba'asyir yang datang bersama sejumlah tokoh agama lainnya, diterima di ruang kerja pimpinan Gedung Nusantara III.
Yang menyambutnya adalah Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. Pertemuan ini tampak sangat serius, dibuktikan dengan hadirnya dua pejabat penting DPR lainnya, yakni Ketua Komisi III (bidang hukum) Habiburokhman, dan Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan, Nazaruddin Dek Gam.
Secara resmi, Dasco mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut adalah ajang silaturahmi untuk membahas isu-isu strategis.
Agenda pembicaraan berfokus pada "kemaslahatan umat serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia".
Baca Juga: Duel 2 Jam Lebih Menuju 8 Besar Chennai Open 2025, Janice Tjen Tundukan Linda Fruhvirtova
Ini adalah sebuah ironi, mengingat latar belakang Ba'asyir yang kontroversial, kini secara formal berdiskusi mengenai persatuan nasional dengan pimpinan lembaga legislatif.
Pihak DPR, melalui akun Instagram Sufmi Dasco, membingkai pertemuan ini sebagai langkah positif negara dalam menjalin komunikasi.
Kunjungan Ba'asyir dipandang sebagai upaya DPR merangkul berbagai elemen bangsa, termasuk tokoh agama, dengan tujuan utama memperkuat semangat kebangsaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Artikel Terkait
Jokowi Dituding Bohong, Eks Intel BIN Sebut Abu Bakar Ba'asyir Dibuat Menunggu 3 Jam demi Pencitraan
Dituding Berbohong hingga 'Jual' Ulama, Eks Intel BIN Ungkap 2 Agen CIA Pernah Temui Jokowi Bahas Abu Bakar Ba'asyir
Projo Tegas Dukung Jokowi Soal Proyek Whoosh, Budi Arie: Bila Ada Pelanggaran, Proses Hukum Jalan Terus
Budi Arie Bela Jokowi: Utang Whoosh Bisa Diselesaikan Tanpa Bebani APBN, Bisa Diatur, Proyek Tetap Untung
Jejak Kontroversial Rektor UGM Ova Emilia: Pernah Terseret Gugatan Rp29 Miliar Kini Vokal Bela Ijazah Jokowi