• Minggu, 21 Desember 2025

Indonesia Bangun Reaktor Nuklir PeLUIt-40, Produksi Listrik dan Hidrogen Sekaligus

Photo Author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 15:18 WIB
Peneliti Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Muhammad Subhan, menjelaskan pengembangan reaktor nuklir PeLUIt-40. (Foto: BRIN)
Peneliti Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Muhammad Subhan, menjelaskan pengembangan reaktor nuklir PeLUIt-40. (Foto: BRIN)


KONTEKS.CO.ID – Indonesia tengah membangun Reaktor Nuklir PeLUIt-40 yang sanggup memproduksi tenaga listrik dan hidrogen secara bersamaan,

Menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ini adalah desain reaktor daya generasi keempat. Diberi nama PeLUIt-40 sebagai singkatan dari Pembangkit Listrik dan Uap Panas untuk Industri.

“PeLUIt-40 berkapasitas daya 30 MWth untuk menghasilkan listrik 10 Mwe,” kata Peneliti Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Muhammad Subhan di Jakarta, Kamis 30 Oktober 2025.

Baca Juga: OPPO Find X9 Series: Flagship Premium dengan Kamera 200MP dan Baterai Raksasa

PeLUIt-40 adalah pengembangan lanjutan dari proyek Reaktor Daya Eksperimental (RDE) pada 2016–2019.

“Kalau RDE dulu kapasitasnya 10 MWt, PeLUIt-40 ini naik menjadi 30 MWth agar lebih layak secara ekonomi,” kata Subhan di Indonesia Research and Innovation Expo (InaRI Expo 2025), JIEXPO, Kemayoran, Jakarta.

Peningkatan daya ini memungkinkan reaktor bukan hanya menghasilkan listrik. Tapi juga memproduksi hidrogen bersih hingga 1,78 kiloton per tahun.

“Output-nya uap panas. Dari uap panas inilah dapat dihasilkan hidrogen menggunakan teknologi solid oxide electrolysis cell (SOEC), sehingga benar-benar energi bersih,” tuturnya.

Baca Juga: Entrepreneur Hub Lampung 2025 Pacu Lahirnya Wirausaha Muda Berbasis Teknologi

PeLUIt-40 dibangun dari pengalaman Indonesia mengembangkan desain RDE. Yakni, reaktor skala kecil berpendingin gas suhu tinggi (High Temperature Gas-cooled Reactor/HTGR).

“PeLUIt-40 melanjutkan konsep itu dengan kapasitas dan performa lebih besar,” ujarn Subhan.

Dalam pengembangannya, BRIN bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Tsinghua University, China. “Kita belajar dari Joint Laboratory dengan Tsinghua yang sudah membuat prototipe HTR-10 dan versi komersialnya HTR-PM berdaya 250 MWt,” papar Subhan.

Desain PeLUIt-40 mengadaptasi teknologi HTGR generasi keempat, dengan pendingin helium dan bahan bakar berbentuk bola TRISO berlapis tiga.

Baca Juga: Buruh Ambil Jalan Tengah, Minta Upah 2026 Naik 7,7 Persen

Pengembangan Teknologi dan Tahapan Desain

PeLUIt-40 memanfaatkan bahan bakar TRISO yang berisi partikel uranium berlapis tiga guna menahan panas dan radiasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X