KONTEKS.CO.ID - Indonesia diperkirakan mencapai puncak pembangkit listrik batu bara pada 2030.
Namun catatannya jika mampu mewujudkan program energi surya 100 gigawatt yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Analis CREA Katherine Hasan mengatakan program tenaga surya 100GW Presiden Prabowo Subianto dapat memastikan puncak listrik batu bara tercapai pada 2030.
Baca Juga: KPK Tetapkan Eks Sekjen Kemenaker Heri Sudarmanto Jadi Tersangka Dugaan Pemerasan RPTKA
“Namun, rencana nasional saat ini masih mencakup peningkatan jangka pendek bahan bakar fosil,” ujarnya.
Menurutnya, peluang besar terletak pada penerjemahan visi tersebut menjadi peta jalan konkret yang menempatkan energi bersih sebagai kapasitas baru utama.
Laporan CREA menekankan setiap negara, termasuk Indonesia, memiliki peluang jelas untuk mempercepat penurunan penggunaan batu bara setelah puncaknya.
Baca Juga: China dan India Diprediksi Capai Puncak Batu Bara 2030, Indonesia?
Namun, analis juga memperingatkan risiko stagnasi atau bahkan peningkatan kembali jika ekspansi energi terbarukan melambat setelah 2030.
CREA menilai percepatan transisi energi Indonesia akan membantu memperkuat posisi globalnya dalam upaya menekan emisi karbon.***
Artikel Terkait
Kebut Persiapan G20 Bali, Empat Pembangkit Listrik Resmi Beroperasi
China Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Luar Angkasa Tahun 2028, Dikirim ke Bumi Pakai Sinar Laser
Ada Potensi 24 Ribu Ton Uranium di Melawi Kalimantan Barat, Bisa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Tesla Bangun Fasilitas Pembangkit Listrik Baterai Terbesar di China, Nilai Proyek Capai Rp9,1 Triliun
RUPTL 2025–2034 Paling Hijau? PLN Masih Terjebak Batu Bara hingga Ujung Dekade