Senada, Presidium Mafindo Pengampu Komite Litbang, Loina Lalolo Krina Perangin-angin turut menyoroti peran AI dalam produksi konten palsu.
"Kami menemukan peningkatan signifikan konten hoaks berbasis AI, terutama deepfake yang sulit dideteksi publik awam. Narasi semacam ini mudah menggerus kepercayaan publik terhadap lembaga negara dan korporasi besar, termasuk BUMN," terang Loina.
Dari sisi akademik, Guru Besar LSPR Institute of Communication and Business, Lely Arrianie menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat ketahanan masyarakat.
“Literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, tapi juga kemampuan kritis dan sosial untuk memahami konteks di balik informasi yang beredar. Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, media, dan komunitas literasi digital menjadi kunci memperkuat ketahanan masyarakat," sebutnya.
"Disamping itu pemerintahan Prabowo yang baru berjalan 1 tahun ini rawan diganggu dengan segala bentuk hoaks, baik dalam pelaksanaan dan fungsi kepemimpinan, kebijakan yang mungkin dianggap tidak sensitif rakyat. Masalah hukum, politik, ekonomi dan pendidikan, maupun pada aspek pertahanan keamanan. Karena itu para elite komunikasi hendaknya melek literasi dan adaptif terhadap perkembangan teknologi," tutupnya.***
Artikel Terkait
Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Sektor Pariwisata Meroket, Kunjungan Wisman Tembus 14,8 Juta Orang
Setahun Pemerintahan Prabowo, Mentan: NTP dan Serapan Beras Bulog Capai Rekor Baru
Bayang Jokowi di Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Media Panen Puji, Warganet Mencaci
Setahun Prabowo-Gibran: Janji Populis Gagal hingga Demokrasi Melenceng dari Rel Reformasi