KONTEKS.CO.ID – Anak Riza Chalid, Muhammad Kerry Adrianto Riza, kulik keberadaan terminal BBM PT Orbit Terminal Merak (PT OTM) miliknya dalam ketahanan energi nasional.
Kerry dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025, mengulik itu melalui Vice President Supply dan Distribusi PT Pertamina tahun 2011-2015 dan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga tahun 2021-2023, Alfian Nasution.
Kerry menanyakan kepada Alfian yang dihadirkan sebagai saksi di persidangan oleh jaksa penuntut umum (JPU), bagaimana dampak terhadap ketahahan energi nasional kalau terminal BBM PT OTM besok berhenti beroperasi.
Alfian mengatakan, ketahanan energi nasional akan terganggu karena kapasitas BBM di terminal PT OTP sangat besar, yakni 288.000 kiloliter.
Alfian yang juga tersangka korupsi minyak mentah Pertamina ini, lebih lanjut menyampaikan, selain tempat penyimpanan BBM, PT OTM juga berfungsi sebagai tempat optimasi hilir penyediaan BBM.
Ia menjelaskan, BBM impor masuk ke Indonesia melalui PT OTM. Menurutnya, kalau terminal ini terganggu atau setop beroperasi, pasti berbagai daerah akan terdampak.
"Ada tambahan biaya yang pasti karena harus untuk meng-cover tanking Merak, seperti harus floating yang juga susah kita lakukan,” kata Alfian.
Kerry yang juga beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa, lebih lanjut mengulik besaran biaya tambahan yang perlu dikeluarkan pemerintah Indonesia jika terminal BBM tersebut tutup.
"Apakah saudara sudah pernah melakukan kajian dengan pihak ketiga? Berapa tambahan biaya yang timbul akibat berhentinya PT Orbit Terminal Merak?” katanya.
Alfian menyampaikan bahwa Surveyor Indonesia telah membuat kajian simulasi jika PT OTM tutup. Ia menyampaikan, salah satunya perlu penambahan kapal tangki minyak.
Lantas, jika terminal BBM OTM tutup maka Indonesia membutuhkan setidaknya lima kapal minyak dengan biaya sekitar Rp150 miliar per tahun.
Alfian menyebutkan, angka itu belum termasuk besaran kemurahan impor yang duperoleh. Namun survei tersebut tidak memperhitungkan berapa besaran kemurahan impor tersebut.
"Surveyor Indonesia hanya menghitung dampak dari sisi penambahan kapal kalau itu setop operasi. Itu sekitar Rp 150 miliar per tahun,” ujar Alfian.***
Artikel Terkait
Sidang Perdana Anak Riza Chalid 13 Oktober 2025: Kasus Korupsi Minyak Pertamina Seret Nama-Nama Besar
Jaksa Sebut Empat Klaster di Sidang Dakwaan Anak Riza Chalid Kerry Adrianto
Anak Riza Chalid Didakwa Perkaya Diri Rp3 Triliun dari Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina
JPU Beberkan Ulah Anak Riza Chalid Korupsi Minyak Mentah dan Produk Kilang Pertamina
Anak Riza Chalid Pakai Rp176 M Buat Golf! Duitnya dari Hasil Sewa Terminal BBM Merak