KONTEKS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto menyebut, korupsi merupakan ancaman mematikan bagi bangsa.
Ia mengibaratkan praktik korupsi sebagai "kanker stadium 4" yang sulit disembuhkan dan bisa menghancurkan negara bila dibiarkan.
“Ya, ya. Maksud saya, korupsi itu sangat sulit. Korupsi, menurut saya, adalah penyakit. Begitu mencapai stadium 4, seperti kanker, itu sangat sulit. Tapi korupsi, dalam pembacaan sejarah saya, akan menghancurkan negara, bangsa, dan rezim. Jadi, ya, saya bertekad untuk mencoba memberantas korupsi. Dan terkadang satu-satunya hal adalah Anda harus memberi contoh, bukan?” ungkap Prabowo dalam dialog Forbes Global CEO Conference 2025 di Hotel St. Regis, Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025 malam.
Baca Juga: Setahun Era Prabowo, Pemerintah Bukan Hanya Beri Stimulus Kelas Menengah
Pernyataan keras itu disampaikan di hadapan para pemimpin bisnis dunia. Prabowo secara terbuka mengakui bahwa korupsi adalah salah satu tantangan terbesar pemerintahan Indonesia, dan pemberantasannya membutuhkan ketegasan, bukan sekadar retorika.
Beri Peringatan Keras pada Keluarga
Prabowo kemudian menuturkan pengalamannya saat pertama kali menjabat Menteri Pertahanan (Menhan). Pada malam pertamanya di kursi kabinet, ia langsung mengumpulkan anggota keluarga besar untuk memberikan peringatan keras.
“Jadi ya, ketika saya menjadi Menteri Pertahanan, malam pertama saya menjabat, saya ingat saya memanggil semua kerabat dan keponakan saya. Saya tidak tahu apakah saudara laki-laki saya ada di ruangan itu, tetapi saya berkata, dengar, saya Menteri Pertahanan. Ya, kalian tidak bisa menjadi Menteri Pertahanan untuk kontrak pertahanan apapun, bukan? Pahami itu,” tuturnya.
Langkah itu ia ambil karena sadar bahwa pemberantasan korupsi harus dimulai dari lingkaran terdekat, bukan hanya menuding pihak luar. Ia menekankan bahwa integritas pemimpin diuji justru saat berhadapan dengan kepentingan keluarga.
Pebisnis Indonesia Kreatif Mencari Celah
Meski tegas sejak awal, Prabowo mengakui bahwa perlawanan terhadap korupsi bukan perkara sederhana. Ia menggambarkan bagaimana pelaku bisnis di Indonesia kerap menemukan cara untuk “bermain di area abu-abu” demi keuntungan pribadi.
“Tapi tentu saja, setelah dua, tiga bulan, Anda tahu pebisnis sangat kreatif, bukan? Terutama pebisnis Indonesia. Jadi mereka akan menemukan cara dan sarana. Dan kemudian suatu hari saya menemukan salah satu keponakan saya datang kepada saya, bukan? Dengan proyek da-da-da-da, saya bilang, ayolah, Anda belum pernah di pertahanan. Anda tidak mengerti pertahanan, oke? Jadi tidak, Anda cari saja bisnis lain,” kata Prabowo.
Baca Juga: Setahun Era Prabowo. Prof Ferry: Tiga Hal Harus Dibenahi
Potong Kepentingan Keluarga di Tender Pertahanan
Prabowo juga mengisahkan bagaimana ketegasannya berdampak langsung pada relasi dengan keluarganya. Dalam salah satu rapat proyek pertahanan, ia menemukan sejumlah perusahaan yang ikut tender ternyata terafiliasi dengan keluarganya.
“Jadi suatu kali kami mengadakan konferensi proyek pertahanan. Kepala logistik saya melapor kepada saya, 'Pak, kami punya 250 proyek ini dan izinkan saya melapor kepada Anda proyek nomor satu, tiga perusahaan dalam daftar pendek: perusahaan A, perusahaan B, perusahaan C. Oh, ngomong-ngomong, Pak, saya ingin melapor di perusahaan C ada salah satu keponakan Anda, lihat daftarnya',” beber Prabowo.
Artikel Terkait
Setahun Era Prabowo, Jubir Istana: Pemerintah Beri Stimulus Kelas Menengah Kembangkan Ekonomi Kreatif
Setahun Era Prabowo, Pemerintah Bukan Hanya Beri Stimulus Kelas Menengah
Setahun Era Prabowo. Prof Ferry: Tiga Hal Harus Dibenahi
Setahun Era Prabowo: Prof Ferry: Benahi BUMN, Rangsang Investasi Asing, dan Pertumbuhan Tak Rusak Lingkungan