KONTEKS.CO.ID – Ekonom senior Prof Ferry Latuhihin mengatakan, ada tiga persoalan yang harus dibenahi setelah setahun pemerintahan Prabowo Subianto.
Prof Ferry dalam diskusi "Evaluasi Setahun Ekonomi Era Prabowo: Potensi Krisis, Tantangan, dan Peluang" di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025, mengaku sudah mengingatkan sejak awal pemerintahan ini.
"Dari awal saya bilang, tiga problem yang solvable and not beyond reach," ucapnya.
Pertama, lanjut dia, benahi BUMN. Ia menyampaikan, sempat diajak makan siang oleh Dony Oskaria, Wamen BUMN. Dia menyampaikan, jumlah BUMN dan anak cucunya ada sekitar 1.100.
"Dia bilang Pak, saya pusing Bang Ferry. Ini gila, ini tugas berat," ucapnya.
Persoalan kedua, pembangunan di manapun itu berasal dari penanaman modal asing atau foregn direct invesment (FDI). Ini juga yang diterapkan China dan Vietnam.
"Itu semua based on FDI, bos. Rangsanglah masuk FDI. We have no saving, right? Dari mana uangnya kalau bukan FDI datang," ucapnya.
Ketiga, kata Prof Ferry, jika bicara pertumbuhan (growth) ekonomi, ini sangat tragis. Ia melihat kondisi Indonesia timur, seperti di Kendari, Bombana, dan Kabaena terjadi kerusakan akibat hilirisasi nikel.
"Terjadi pertumbuhan tinggi tapi dalam ekonomi disebut pertumbuhan yang memiskinkan rakyat setempat," ucapnya lantang.
Menurut dia, terjadi pertumbuhan yang memiskinkan karena hancurnya lingkungan, di antaranya menyebabkan nelayan tidak bisa melaut
"Itu menguntungkan siapa? Elite politik, bos. This is an institution," ujarnya.***
Artikel Terkait
Belanja Perpajakan Era Prabowo Tembus Rp563 Triliun di 2026, Ini Daftar Sektornya!
Biodata Purbaya Yudhi Sadewa, dari Insinyur Migas hingga Jadi Menkeu Era Prabowo
Setahun Era Prabowo, Jubir Istana: Pemerintah Hadirkan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan dan Tingkatkan SDM
Setahun Era Prabowo, Jubir Istana: Pemerintah Beri Stimulus Kelas Menengah Kembangkan Ekonomi Kreatif
Setahun Era Prabowo, Pemerintah Bukan Hanya Beri Stimulus Kelas Menengah