KONTEKS.CO.ID – Juru Bicara Kantor Kepresidenan untuk Urusan Ekonomi, Fithra Faisal Hastiadi, menyampaikan upaya yang telah dilakukan pemerintah Prabowo Subianto untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Fithra dalam "Evaluasi Setahun Ekonomi Era Prabowo: Potensi Krisis, Tantangan, dan Peluang" di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025, menyampaikan, pemerintah berupaya menghadirkan inclusive economic institution yang berkesinambungan.
Menurutnya, inclusive economic institution ini sangat penting untuk melawan extractive economic institution yang menjadikan ekonomi ini hanya untuk segelintir elite.
"Itu akan mengenyahkan rakyat dan pada akhirnya negara itu menjadi sirna," tandasnya.
Untuk menghadirkan inclusive economic institution yang berkesinambungan tersebut, di antaranya yakni memacu industrialisasi.
"Tetapi tentunya, pemerintah juga menyadari bahwa industrialisasi ini adalah one thing," ujarnya.
Fithra lebih lanjut menyampaikan, jika menilik post-Covid, absorptive capacity itu menjadi penting sekali. Absorptive capacity adalah ketika investasi masuk, itu sesuai dengan kemampuan (compatible) dengan sumber daya manusianya.
"Percuma saja jika ada komoditasnya, tetapi dia tidak mampu untuk memanfaatkan komoditasnya," ujar dia.
Maka, lanjut Fithra, pemerintah melakukan intervensi ke sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, tanpa absorptive capacity, maka yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi hanya melingkar di segolongan elite.
Sesuai dengan Asta Cita nomor 3 dan 4, kata dia, itu tidak hanya industrialisasi tetapi juga penciptaan lapangan kerja dengan investasi di sumber daya manusia.
"Makanya, untuk memutus jerat kemiskinan, yang paling penting adalah untuk membuat masyarakat ini melaju dalam mobilitas sosialnya secara vertikal, sehingga mereka harus diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan," katanya.
Terkait itu, di antaranya ada 165 Sekolah Rakyat yang dibangun tahun ini. Ia menilai bahwa Sekolah Rakyat ini merupakan model yang harus dipertahankan.
"Kenapa? Karena ketika saya masuk ke situ muridnya, di jajaran 1 dan 2 orang yang paling miskin dari pemulung, dari pengangguran, dari orang tua yang disabel," ujarnya***.
Artikel Terkait
CELIOS: Ekonomi Ekstraktif Negara Rugikan Masyarakat Adat
Kementerian UMKM Berkolaborasi Gelar Festival Musik KOPLING 2025 Promosikan Ekonomi Rakyat
Menkeu Purbaya Bandingkan Ekonomi Era SBY dan Jokowi, Ungkap Bedanya dari Sisi Pertumbuhan Hingga Utang
Setahun Prabowo Gibran, Pecahkan Rekor Diplomasi: 36 Kali ke 24 Negara, Wapres Nihil Kunjungan Diplomatik
Menkeu Purbaya: Ekonomi Mulai Membaik, Kesempatan yang Bagus Punya Rumah