• Minggu, 21 Desember 2025

Setahun Era Prabowo, Jubir Istana: Pemerintah Hadirkan Ekonomi Inklusif Berkelanjutan dan Tingkatkan SDM

Photo Author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:31 WIB
Juru Bicara Kantor Kepresidenan untuk Urusan Ekonomi, Fithra Faisal Hastiadi, sampaikan upaya pemerintah Prabowo untuk dongkrak ekonomi. (KONTEKS.CO.ID/Ist)
Juru Bicara Kantor Kepresidenan untuk Urusan Ekonomi, Fithra Faisal Hastiadi, sampaikan upaya pemerintah Prabowo untuk dongkrak ekonomi. (KONTEKS.CO.ID/Ist)
KONTEKS.CO.ID – Juru Bicara Kantor Kepresidenan untuk Urusan Ekonomi, Fithra Faisal Hastiadi, menyampaikan upaya yang telah dilakukan pemerintah Prabowo Subianto untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
 
Fithra dalam "Evaluasi Setahun Ekonomi Era Prabowo: Potensi Krisis, Tantangan, dan Peluang" di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025, menyampaikan, pemerintah berupaya menghadirkan inclusive economic institution yang berkesinambungan.
 
Menurutnya, inclusive economic institution ini sangat penting untuk melawan extractive economic institution yang menjadikan ekonomi ini hanya untuk segelintir elite.
 
 
"Itu akan mengenyahkan rakyat dan pada akhirnya negara itu menjadi sirna," tandasnya.
 
Untuk menghadirkan inclusive economic institution yang berkesinambungan tersebut, di antaranya yakni memacu industrialisasi.
 
"Tetapi tentunya, pemerintah juga menyadari bahwa industrialisasi ini adalah one thing," ujarnya.
 
Fithra lebih lanjut menyampaikan, jika menilik post-Covid, absorptive capacity itu menjadi penting sekali. Absorptive capacity adalah ketika investasi masuk, itu sesuai dengan kemampuan (compatible) dengan sumber daya manusianya.
 
 
"Percuma saja jika ada komoditasnya, tetapi dia tidak mampu untuk memanfaatkan komoditasnya," ujar dia.
 
Maka, lanjut Fithra, pemerintah melakukan intervensi ke sumber daya manusia (SDM). Pasalnya, tanpa absorptive capacity, maka yang terjadi adalah pertumbuhan ekonomi hanya melingkar di segolongan elite.
 
Sesuai dengan Asta Cita nomor 3 dan 4, kata dia, itu tidak hanya industrialisasi tetapi juga penciptaan lapangan kerja dengan investasi di sumber daya manusia.
 
 
"Makanya, untuk memutus jerat kemiskinan, yang paling penting adalah untuk membuat masyarakat ini melaju dalam mobilitas sosialnya secara vertikal, sehingga mereka harus diberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan," katanya.
 
Terkait itu, di antaranya ada 165 Sekolah Rakyat yang dibangun tahun ini. Ia menilai bahwa Sekolah Rakyat ini merupakan model yang harus dipertahankan. 
 
"Kenapa? Karena ketika saya masuk ke situ muridnya, di  jajaran 1 dan 2 orang yang paling miskin dari pemulung, dari pengangguran, dari orang tua yang disabel," ujarnya***.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Setiawan Konteks

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X